Menjelajahi India dari Selatan ke Utara dengan F4 RC #AMVASSADOR ROAD TRIPS

Hai semua pecinta MV Agusta! Perkenalkan saya Harish Rossi dari India dan saya suka touring menggunakan motor F4 RC AMG #94. Saya baru saja menyelesaikan trip dari Kanyakumari ke Khardung La di India yang masuk ke dalam rekor. Kok bisa?!

Karena saya touring dari ujung selatan negara ini hingga ujung utaranya melalui medan yang cukup menantang dengan jarak sejauh 6.000 km.

Saya suka bepergian naik motor, tetapi saya ingin sekali melakukan hal yang spesial dengan motor sportbike ini.

Bagi kalian yang membaca artikel ini, mungkin perjalanan ini tidak terlalu sulit dibandingkan dengan trip panjang di Eropa maupun Amerika. Tetapi, berkendara di India lain perkaranya karena jalanannya tidak semuanya beraspal, sehingga harus siap melaju di jalanan off-road. Kebetulan MV Agusta F4 RC ini cocok digunakan di area tersebut.

Perjalanan di mulai dari kota asal saya, Chennai, ke garis start di Kanyakumari dengan cuaca yang cukup panas (suhu tertinggi 40-44° C) dan saat tiba di puncak tertinggi India, suhunya menjadi -4° C.

Saya sudah dua tahun memiliki F4 RC ini dan saat ini telah menempuh jarak sejauh 20.420 km. Nah, mari saya paparkan momen-momen terbaik dari perjalanan ini.



Dari Kanyakumari ke Mumbai: menikmati jalanan India.
Perjalananannya cukup sulit: dalam sehari saya rata-rata menempuh jarak 800 km. Tantangan yang cukup saya nikmati. Saya dan teman-teman touring sampai di Bangalore dari Kanyakumari dalam waktu satu hari, berkendara saat malam sejauh 800 km. Waktunya istirahat selama 7 jam dan kami pun melanjutkan perjalanan ke Mumbai. Jaraknya 900 km ditempuh dengan beberapa kali istirahat untuk meluruskan kaki dan pinggang serta makan siang. Dan juga tak lupa isi bensin!

Sejauh ini, suhu sepanjang perjalanan mencapai 43° C. Penting sekali untuk menjaga diri kami tetapi terhidrasi dari waktu ke waktu: jika bepergian di India, Anda harus tahu betul tentang kondisi cuacanya agar bisa punya waktu untuk beradaptasi dan bersiap-siap dengan segala kemungkinannya.

Mumbai ke Jammu: medannya mulai menyulitkan
Sampai di sini, jalanannya sangat nyaman. Kami mengeksplor kota Jaipur yang sangat indah dari ujung ke ujung. Menunggangi MV membuat saya dikelilingi orang-orang saat istirahat, entah itu teman lama atau baru, baik tua maupun muda. Senang sekali rasanya bisa berbagi cerita dan pengalaman dengan orang-orang yang memiliki passion yang sama seperti saya. Saya bisa bilang MV ini adalah motor paling seksi dibandingkan dengan motor merk lain.

Saat kami meninggalkan Jammu, kami mengunjungi pura Amritsar, pura emas yang sangat terkenal itu, tetapi sayangnya tutup. Dari sini lah jalanannya berubah menjadi jalanan-jalanan tua yang tidak nyaman, dan kami harus berhenti selama dua hari di sini karena masalah jalan dan teknis. Di hari ketiga kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan apapun keadaannya karena kami tidak ingin menunda perjalanan ini lebih lanjut. Berkendara di sini enak juga karena udaranya lebih sejuk sehingga setidaknya saya bisa relaks sedikit. Di sini, kota-kotanya memiliki keunikan masing-masing dan pemandangannya menakjubkan.



Dari Jammu ke Khardung La: ini road trip bukan sih?
Dari sini lah bagian paling sulit perjalanan ini dimulai. Kami harus berhenti 140 km dari Jammu karena ada tanah longsor. Kami tidak punya pilihan lain karena semua akses ditutup. Malam berikutnya kami diberitahu bahwa jalannya sudah kembali dibuka dan kami pun langsung pergi saat itu juga, jam 1:50 pagi, menuju bagian paling menyulitkan dari perjalanan ini.

Di bagian negara ini, banyak jalan tidak beraspal, benar-benar murni trek off-road yang sangat curam dan temperatur udaranya hanya 5° C. Jalanannya benar-benar menguji kesabaran dan saya jarang sekali menunggangi F4 RC ini dengan kontrol traksi level 8 dan peta hujan. Ketika sampai, badan saya sakit semua dan kami stress karena tingkat kehati-hatian yang cukup ekstrem selama menelusuri jalanan di sini.

Yang membuat keadaan semakin buruk adalah seluruh transportasi di area ini menggunakan truk-truk besar dengan muatan banyak. Menakutkan rasanya harus berbagi jalan dengan raksasa-raksasa ini. Karena kondisi jalan yang menyulitkan, kami harus melaju dalam kecepatan yang lebih pelan dari kecepatan truk-truk tersebut. Aneh sekali rasanya kemarin saya jadi yang tercepat dan sekarang harus melaju seperti siput.

Akhirnya kami pun sampai di Kargil di mana pemandangnnya yang sangat indah terhampar begitu saja di hadapan kami; pemandangan pegunungan Himalaya yang luar biasa agungnya. Daerah ini dikontrol ketat oleh militer India karena area inilah yang diperebutkan dan menjadi sarang konflik India-Pakistan selama puluhan tahun pada abad lalu. Walaupun begitu, mereka memberikan kami dukungan untuk melewati medan sulit ini.



Sampai di tujuan akhir: Khardung La
Ketika Anda berkendara di bagian negara ini, Anda pasti ingin berhenti di setiap tikungan karena pemandangannya yang cantik. Namun, kami tidak bisa sering-sering berhenti dan menikmati alam karena mengejar waktu dan menghindari suhu yang sangat rendah.

Pada ketinggian ini, oksigen menipis. Motor MV saya pun agak “batuk-batuk” di bagian distribusi tenaga. Bahan bakar juga tidak berfungsi maksimal karena sulit mendapatkan bensin oktan 97, jadi saya terpaksa menggunakan yang oktan 91 dan 93. 

Dari Sringar datanglah bagian tersulit dari yang tersulit di perjalanan ini: sebuah jalan bernama Zojila Pass yang dikenal sebagai jalan paling menantang di India. Saya pribadi agak sulit mendeskripsikan jalan ini. Yang jelas Anda harus berkendara sejauh 60 km melewati medan berair nan licin di atas gunung. Parahnya lagi, jalan ini satu arah. Untuk melewatinya Anda harus benar-benar kuat dan memiliki motivasi tinggi untuk sampai di Kargil dan beristrirahat.



Saya ingin berbagi sedikit informasi mengenai makanan di India. Kami punya budaya seputar kuliner yang berbeda-beda. Di selatan India, tempat saya berasal, nasi adalah makanan utama. Tetapi, di daerah utara makanan berbasis tepung dan gandum seperti “roti”, “chapati”, dan “tanduri” lebih dominan. Makanan-makanan tersebut bukanlah jenis yang kami konsumsi setiap hari dan bukanlah asupan terbaik untuk berkendara jauh. Jadi, bagi saya yang penting adalah cukup cairan. Altitudo mempengaruhi kinerja fisik. Saya harus banyak berhenti dan merenggangkan otot kepala dan satu-satunya yang harus dilakukan adalah tetap tenang dan menjaga ritme napas.

Akhirnya sampai juga! Puncak tertinggi di dunia yang dapat diakses oleh kendaraan bermotor.
Di ketinggian ini, tidak peduli betapa bagusnya kualitas sarung tangan Anda, tetap saja Anda akan kedinginan. Saking dinginnya tangan saya mati rasa.

Jalan yang ada hanya jalan gunung tanpa batas yang melelahkan dan ditambah tingginya dataran membuat kami berhenti setiap sepuluh menit sekali untuk mengambil napas, menenangkan diri, lalu melanjutkan perjalanan.

18.231 kaki di atas permukaan laut yang penuh kebahagiaan dan suka cita.
Butuh waktu 9 hari untuk menyelesaikan perjalanan yang luar biasa ini. Saya senang bisa menyelesaikannya dengan selamat, dan juga karena menggunakan motor kebanggaan saya ini.



Jika Anda ingin tahu lebih jelas tentang medan yang saya tempuh, silakan klik link Google Maps di sini.

Motor sportbike tidak hanya dimaksudkan untuk dikendarai di lintasan. Saya rasa hal ini terbukti lewat perjalanan saya.

Pada akhirnya, saya sukses menyelesaikan trip ini dan saya bangga memiliki sebuah MV Agusta dan pencapaian-pencapaian yang saya raih dengan motor ini.
Tentu hal ini akan masuk rekor.

Sumber [ MV Agusta ]

• F4 RC, MV Agusta