Sensasi Tiada Tara Test Ride Ducati Panigale V2 2020

  • 17/01/2020
  •  480 views

Test Ride Ducati Panigale V2 2020 ducati panigale v2 test ride - Sensasi Tiada Tara Test Ride Ducati Panigale V2 2020

Duccio Rasoini dari OmniMoto menjajal Ducati Panigale V2 terbaru. Berikut adalah pendapatnya tentang si Baby Pani.

Ada energi magis yang menyatukan rider dengan Panigale bermesin twin-cylinder ini. Ada semacam pergerakan kosmik antara si pengendara dan motor yang berasal dari posisi kemudi yang mantap sehingga terciptalah keharmonisan antara mesin, rider, dan piranti elektronik Panigale V2.

Desain

Tampilan Panigale V2 membuat siapapun yang melihat sulit untuk mengacuhkannya. Desainnya terinspirasi dari motor flagship V4, khususnya bagian fairing di mana ada satu set air duct baru yang memberikan kesan dinamis sekaligus agresif. Saya bisa katakan juga garis dan lekukan body motor terlihat lebih serasi untuk V2 karena ukurannya yang lebih kecil.

Fairingnya khas Ducati, dengan permukaan mulus nan kinclong yang berbanding terbalik dengan lekukan sudut tajam layaknya bumerang yang menonjolkan kesan atletis motor ini. Joknya duduk manis di bagian tengah atas dan dilengkapi dengan bantalan tambahan di seat cowl. Anda bisa memilih cover jok tambahan dengan siluet gelap yang kontras dengan warna merah khas Ducati.

Ada pembaruan untuk bagian knalpot yang saat ini memiliki lebar yang pas dan desain elegan. Bentuk knalpot seperti ini adalah bentuk penyempurnaan dari knalpot dual milik Ducati 959 sebelumnya yang terkesan menyembunyikan roda belakangnya. Penggunaan swingarm satu sisi membuat V2 terlihat seperti superbike khas Italia dan penggunaan velg lima palangnya patut diapresiasi.

[Baca Juga]
Ducati Umumkan Rangkaian Motor Terbaru untuk 2020

Knalpot Ducati Panigale V2 2020 knalpot ducati panigale v2 - Sensasi Tiada Tara Test Ride Ducati Panigale V2 2020

Baby Panigale boleh jadi opsi yang lebih murah dan simple ketimbang V4, tetapi motor ini memiliki potensi dan kecanggihannya sendiri.

Mesin Baby Pani terinspirasi dari mesin Superquadro 959 cc. Rancangan secara keseluruhannya tidak banyak berubah: mesin 955 cc L-twin DOHC Desmodromic berpendingin cairan. Tiap silindernya dibekali dengan dua injektor dan aliran udara diatur oleh airbox yang lebih efisien. Walaupun memenuhi regulasi emisi Euro 5, output mesin berhasil dinaikkan dan saat ini mencapai 155 tenaga kuda dalam 10.750 rpm dan torsi sebesar 76,7 lb-f dalam 9.000 rpm. Tak lupa mesinnya dilengkapi dengan slipper clutch dan quick-shifter yang bisa membuat anda mengganti gir tanpa harus menekan kopling.

Ducati Panigale V2 2020 ducati panigale v2 - Sensasi Tiada Tara Test Ride Ducati Panigale V2 2020

Panigale V2 termasuk dalam kategori sepeda motor ‘middleweight’ atau berkapasitas sedang, tetapi mesinnya akan membuat Anda menganga. Motor ini memang lebih pendek daripada superbike kebanyakan, tetapi jangan lupa versi jalanan Ducati 999 yang sebelumnya memenangkan berbagai kejuaraan dunia memiliki tenaga 143 hp. Saat itu, kecepatannya membuat semua yang menyaksikan aksinya melibas jalanan akan merinding. Berbekal piranti elektronik yang lebih canggih dan penyempurnaan di sana-sini, mesin Superquadro terbaru milik V2 layak mendapat apresiasi lebih.

Perangkat elektroniknya dilengkapi dengan IMU enam aksis dari Bosch yang memberikan bantuan kepada ABS saat menikung, sama seperti milik V4. Sistemnya bisa membantu rider mendeteksi jika ada traksi atau gaya gesek yang hilang di tikungan dan mengatur kontrol traksi, anti-skid, dan pengereman mesin. V2 menggunakan throttle ride-by-wire dengan tiga opsi, yakni race, sport, dan street.

V2 dibuat menggunakan rangka atau sasis monocoque yang juga berfungsi sebagai airbox. Penggunaan swingarm 21 inci satu sisi juga merupakan inovasi yang apik. Swingarmnya dipasangkan dengan shock belakang monoshock Sachs dengan travel 5 inci. Di bagian depan, shock depannya menggunakan Showa USD Big Piston 43mm dengan travel sebesar 4.72 inci.

Moncong Ducati Panigale V2 2020 moncong ducati panigale v2 - Sensasi Tiada Tara Test Ride Ducati Panigale V2 2020

Sistem pengereman Panigale V2 menggunakan rem cakram semi-floating ukuran 320 mm dan kaliper rem monoblock empat piston dari Brembo di bagian depan dan rem cakram 245 mm dengan kaliper 2P yang juga dari Brembo untuk bagian belakang.

V2 bertekad untuk membuktikan bahwa motor Ducati yang garang juga mudah dikendalikan. Sudut komstir diatur dalam kemiringan 24 derajat, trail 3,7 inci dan jarak sumbu roda 56,5 inci. Berat basah Panigale V2 adalah 199,5 kg. Untuk memaksimalkan kegaharan sepeda di atas jalanan umum dan sirkuit, velgnya dibalut dengan satu set ban Pirelli Diablo Rosso Corsa II ukuran 120/70 dan 180/60.

[Baca Juga]
SSpesifikasi dan Harga Motor Kelas Kakap Ducati ‘Project 1708’ Superleggera!

Test Ride

Sulit bagi saya untuk tetap objektif usai melibas trek Jerez dengan Panigale V2. Saya menghabiskan waktu beberapa saat untuk mempelajari motor ini dari ujung ke ujung, mencoba menebak apa yang jadi rahasia di balik performa juaranya. Saya benar-benar terkesan dengan kecepatan, kenyamanan, dan karisma yang ditampilkan oleh V2. Saya kira uji coba kali ini akan biasa saja, tetapi nyatanya lebih menyenangkan dari yang saya duga. V2 sangat responsif terhadap keinginan saya, sehingga saat uji coba usai saya tidak merasa lelah sama sekali, malah ingin memacunya lagi dan lagi.

Uji Coba Ducati Panigale V2 2020 ducati panigale v2 test - Sensasi Tiada Tara Test Ride Ducati Panigale V2 2020

Banyak sekali aspek yang membuat V2 menjadi motor yang ciamik.

Dari awal, posisi riding sangatlah menentukan segalanya. Panigale punya desain kemudi yang sempit dan melengkung, yang menghasilkan siluet yang pas dengan body rider. Hal ini juga berkat footstep yang ditempatkan agak di belakang dan berjarak 33 inci dari jok yang dibuat lebih tebal. V2 menggunakan stang jenis jepit yang memberikan kontrol maksimal tanpa membuat lengan dan tangan lelah setelah melibas beberapa titik pengereman.

Lekukan body motornya begitu tajam yang terbukti membuat motor mudah meliuk dalam berbagai rentang kecepatan. Saya juga senang karena motor ini tidak terlalu menuntut kerja fisik.

Sistem pengeremannya mantap. Rem belakangnya membuat deselerasi menjadi lebih mudah saat posisi miring, ditambah shock depannya yang mampu meredam ketidakrataan aspal Andalusia dan menjaga roda depan tetap bekerja dengan mulus. Shock belakangnya sangatlah kuat, tidak bergerak sama sekali walaupun saya geber motor habis-habisan dengan gir dua.

Seluruh sistem pengereman dari Brembo memenuhi aspek performa, kontrol, dan keluwesan yang dibutuhkan Ducati V2 walau tidak seefektif jenis Stylema atau M50.

Saat memasuki tikungan dengan gir empat, V2 semakin menunjukkan kelasnya. Motor begitu mantap mencengkram aspal dan responsif sehingga saya tidak harus memiringkan badan terlalu ekstrim. Menurut saya, kualitas ini lah yang membuat Panigale V2 patut diacungi jempol. Tak peduli Anda pembalap sungguhan maupun amatiran, motor ini mengakomodasi bermacam-macam gaya riding dengan baik. Ia membuat Anda tidak memperdulikan masalah-masalah kecil dan terus mendorong Anda untuk terus melaju tanpa mengeluarkan banyak tenaga. Hal ini membuka kesempatan bagi rider untuk rileks, berpikir, dan meningkatkan performa lap demi lap.

Body Ducati Panigale V2 2020 ducati panigale v2 tests - Sensasi Tiada Tara Test Ride Ducati Panigale V2 2020

Kegesitan motor sesuai dengan karakteristik mesin Superquadro 955 cc. Torsinya agak pelit di putaran rendah hingga sedang jika dibandingkan dengan model lainnya yang setara, tetapi Anda tak perlu memusingkannya jika motor sudah masuk 6.000 atau 7.000 rpm. Motor semakin enak dipacu ketika gasnya terus diputar.

Sungguh, menguji motor ini rasanya seperti sedang bermain. Jika Anda pilih mode Race, motor akan lebih bertenaga. Respon motor meningkat tetapi tidak tiba-tiba, bahkan saat Anda putar penuh gasnya. Harus diakui memang motor ini unggul jika dipacu dalam kecepatan tinggi. Saat mengebut, Anda mungkin akan refleks memajukan badan agar bagian depan motor tidak naik, tetapi motor tetap seimbang tanpanya, bahkan dalam gigi tiga.

Dalam mode Sport, sistemnya membuat roda depan mencengkram aspal lebih kuat saat akselerasi. Boleh dibilang mode Race lebih menyenangkan untuk dicoba karena Anda bisa bersenang-senang dengan performa maksimum motor tanpa melewati batas.

[Baca Juga]
Pembalap Wanita Asal Jepang Shizuka Okazaki Mencoba CBR250RR: “Motor yang Ideal!”

Sumber [ RideApart ]

Related post

Return Top