Baru baru ini, Jake Bright dari Revzilla berkesempatan untuk menjajal dua motor listrik paling dilirik saat ini; Harley-Davidson LiveWire dan Zero SR/S. Kira-kira siapa yang lebih unggul ya? Yuk simak ulasannya!

Zero Motorcycles mengambil alih pasar motor listrik di Amerika Serikat dengan menyuguhkan lini motor dan dealer yang lebih banyak. Manufaktur motor biasa masih agak ragu terjun dalam segmen motor listrik, namun Harley-Davidson jadi yang pertama menjajalnya dengan seri motor LiveWire.

Usai mempelajari komponen-komponen utamanya, saya masih lebih memilih motor biasa, atau dengan pembakaran internal, dibandingkan dengan motor listrik karena beberapa faktor, yakni jumlah bahan bakar yang bisa digunakan untuk menempuh perjalanan jauh, waktu pengisian daya yang masih cukup lama, dan harga motor listrik yang relatif cukup tinggi.

Ketika berbicara tentang performa dan rider experience, saya yakin motor listrik punya beberapa keunggulan, baik untuk rider baru maupun yang sudah berpengalaman. Dari sisi rider baru, keunggulannya terletak pada kemampuan motor untuk disambungkan dengan smartphone. Sedangkan untuk rider pengalaman (dan juga baru) tenaga outputnya sangat berbeda dengan motor yang biasa kita naiki. Ada lebih sedikit bagian-bagian motor yang bekerja, dan tidak ada kopling maupun operan gigi, sehingga akselerasi terasa lebih kuat dan konstan. Anda hanya perlu putar gas dan motor sudah jalan.

Harley-Davidson LiveWire versus Zero SR/S

Bagi sebagian besar dari kita, harga adalah spek motor nomor satu sebelum kita lirik komponennya. Dalam hal ini, kedua motor yang kita bahas sekarang tentunya membutuhkan kebulatan tekad dan kantong tebal untuk dibawa pulang karena LiveWire dibanderol sekitar Rp420 jutaan di Amerika sedangkan SR/S sekitar Rp280 jutaan. Hmmm.

LiveWire memiliki bobot 251 kg dan SR/S 229 kg. Saya punya tinggi badan 188 cm dan posisi riding keduanya enak, baik di jalan tol maupun jalanan perkotaan biasa, berkat area tengah yang lebih lebar dan panel plastik yang mudah diapit.

Power dan handling

LiveWire ditenagai oleh baterai 15,5 kWh dengan output tenaga sebesar 105 hp dan SR/S punya baterai 14,4 kWh yang menghasilkan 110 hp. Keduanya diregulasi menggunakan prosesor internal dan memiliki riding mode yang mengombinasikan power dan torsi yang berbeda-beda dan bisa disetel lewat panel kontrol di stang.

Riding Zero SR/S

Saya menjajal SR/S dan LiveWire di jalanan dekat perbatasan New York dan Connecticut. Posisi berkendara SR/S agak goyah di tikungan sempit di mana LiveWire unggul di medan seperti ini. Secara keseluruhan handling motor listrik Harley ini sangat seimbang dan padu. Ketika Anda mencoba untuk berpindah jalur atau menikung, motor akan langsung menyesuaikan diri sehingga sangat mudah mengoperasikannya.

Shock Showa

Kedua motor listrik ini memiliki shock depan Showa SFF-BP yang bisa disesuaikan dan shock belakang yang juga dari Showa yang dikombinasikan dengan roda belakang 17 inci.

Salah satu kualitas performa kedua motor listrik ini adalah kemampuannya untuk menyesuaikan tingkat pengereman. Pada LiveWire (lewat dashboard) dan SR/S (lewat dashboard/aplikasi), Anda bisa menyesuaikan seberapa kuat tingkat pengereman ketika throttle ditutup. Saat genggaman pada gas mengendur, tenaga akan kembali ke baterai dan motor jadi lebih pelan (rem regeneratif). Anda tidak perlu lagi harus menahan gas, kopling, memindahkan gigi, dan mengerem seperti layaknya di motor biasa.

Tipe pengereman ini menggunakan kinerja rem yang lebih sedikit. Komponen rem SR/S hadir dengan piringan rem dua dan kaliper empat piston J.Juan di bagian depan dan versi dua piston di bagian belakan. LiveWire memiliki komponen pengereman yang seragam dengan milik SR/S, hanya saja datang dari pabrikan Brembo. Keduanya memiliki performa pengereman yang apik, namun LiveWire lebih unggul karena remnya begitu pakem, baik bagian depan maupun belakang. Milik SR/S agak loyo di bagian belakang. Keduanya memiliki ABS yang sensitif terhadap kemiringan.

Pengisian daya LiveWire dan SR/S

Zero mengklaim jarak tempuh maksimal SR/S sekali isi baterai adalah 161 mil. Sementara itu, LiveWire bisa melahap jarak 145 mil sebelum isi ulang. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keawetan baterai kedua motor listrik ini, seperti riding mode yang dipakai. Jadi, ketika sedang berada di jalan bebas hambatan dan Anda ingin geber mati-matian, Anda bisa gunakan riding mode Sport. Jika sudah puas, bisa kembali diganti ke mode Eco agar baterai tidak cepat habis.

Perbedaan besar kedua motor berada di proses pengisian baterainya. Ada tiga level pengisian daya yang tersedia. Level 1 adalah mengecas motor lewat colokan di rumah. Level 2 adalah mengecas di stasiun/pom pengisian yang dayanya 2x lebih cepat dari mengecas di rumah. Level 3 adalah DC Fast Charging yang menggunakan arus DC dibandingkan AC.

LiveWire bisa dicharge lebih cepat jika ada charging station level 3 (hanya butuh 40 menit ke 80% atau 1 jam untuk bisa 100%), sementara dengan fast charging SR/S bisa 100% penuh dalam 90 menit. Namun akomodasi charging station milik Zero lebih banyak dan memadai daripada milik Harley yang hanya menyediakan 15% dari seluruh charging stationnya untuk Level 3 dan juga terbatas untuk tipe mulut charger khusus. Tanpa fast charging, motornya butuh dicas semalaman.

Dari segi teknologi dan penampilan, keduanya sama-sama unggul. Harley terbilang sukses menciptakan tampilan motor listrik yang khas, begitu pula Zero. Keduanya juga sama-sama bisa disesuaikan pengaturannya lewat aplikasi, walau Zero lebih punya nilai plus dalam bidang ini karena kematangan sistemnya.

Jadi, siapa yang menang?

Jawabannya sulit ditentukan! Keduanya punya keunggulannya masing-masing dari segi mesin hingga bodynya. Namun, jika saya punya segepok uang, saya pasti beli LiveWire! Alasannya, performanya lebih menggigit dan tampilan motornya sangat keren. Pengalaman tes ini benar-benar tidak terlupakan!

Sumber [ Revzilla ]

• Harley-Davidson, LiveWire, SR/S, Zero