Kawasaki tidak menciptakan teknologi ini sebagai tandingan DCT Honda. Sistem tersebut menggunakan berbagai tombol di dashboard untuk mengganti rasio gear, dan boleh dibilang bukan selera semua orang. Tentunya teknologi DCT sangatlah revolusioner, dan diproyeksikan akan jadi bawaan tiap motor dalam beberapa tahun mendatang. Tetapi, banyak juga yang lebih memilih sensasi mengganti gir seperti biasa, tanpa harus memencet berbagai tombol.
Kawasaki menciptakan interface elektronik yang dapat menyalurkan gerak naik dan turun handle ke aktuator yang ada di gearbox. Kedengarannya malah ribet, ya? Namun nyatanya, prinsip kerja sepeda motor tidaklah sesederhana yang kita kira, jadi teknologi ini bertujuan untuk mempermudah pengoperasiannya.
Karena desainnya berjenis shift-by-wire yang mudah dioperasikan, waktu yang dihabiskan untuk mengoper gigi sekarang sudah jadi 0, dan perancang sepeda motor bisa dengan bebas bermain dengan komponen ergonomis dan penempatan mesin. Tak ada lagi bagian motor yang menentukan di mana pedal dan gearbox bertemu.
Sistem ini akan jadi sangat berguna khususnya bagi motor cruiser dan tourer dengan posisi kaki yang lebih condong ke depan. Dengan teknologi ini, maka pedal operan gigi akan bisa dipasang di footstep belakang.
Sumber [ Visor Down ]
Team Bolliger Switzerland memulai kampanye FIM Endurance World Championship 2023 dengan menempati posisi keenam di…
Pit-Lane Endurance gagal memaksimalkan potensinya di FIM Endurance World Cup 24 Heures Motos karena kerusakan…
FIM Endurance World Championship akan kembali digelar di tahun 2024 dan diawali dengan 24 Heures…
Gino Rea mendeskripsikan balapan pertamanya setelah mengalami kecelakaan yang menyebabkan cedera otak parah di latihan…
Yamalube YART Yamaha EWC Official Team menyelesaikan 24 Heures Motos pembuka musim FIM Endurance World…
Mike Di Meglio dan Kenny Foray bangkit dari rasa kecewa mereka di 24 Heures Motos…