Berita Seputar Motor | Webike Indonesia

Wawancara EWC Inside Line dengan Markus Reiterberger

Wawancara EWC Inside Line dengan Markus Reiterberger

Juara dunia dua kali FIM Endurance World Championship Markus Reiterberger asal Jerman adalah pemain kunci BMW Motorrad World Endurance Team bersama partner rider Jérémy Guarnoni dan Illya Mykhalchyk.

Jelang Coca-Cola Suzuka 8 Hours Endurance Race ke-44 bulan depan, berikut adalah wawancara singkat seputar persiapan rider kelas Dunlop Superstock berusia 29 tahun ini.

Di musim balap EWC sejauh ini, menurutmu bagaimana pencapaianmu?
“Saya cukup senang dengan hasilnya. Kadang kita ingin hasil yang lebih bagus karena kita memperjuangkan kemenangan. Tapi, kami mengalami masalah sama seperti tim-tim lain di EWC, tapi ya ini lumrah. Kami selalu finis di podium, yang merupakan hasil sangat bagus, dan kami masih punya kesempatan untuk memenangkan gelar dunia yang masih jadi target utama kami.”

Di bulan ini tahun lalu kamu mengantongi satu kemenangan dan satu DNF (gagal finis), jadi boleh dibilang keadaan tahun ini lebih baik dari tahun lalu?
“Tahun lalu nasib kami kurang bagus di beberapa balapan, tapi sepertinya kami sudah bisa mengatasi permasalahan tersebut tahun ini dan bisa tampil stabil. Untuk meraih kemenangan kami butuh persiapan lebih, tapi tim kami sudah bekerja dengan bagus dan motor sebentar lagi akan mencapai potensi fullnya.”

Setelah Le Mans, Illya bilang kalau tes sepanjang musim dingin sangat membantu. Apa saja yang dilakukan jelang musim balap 2023?
“Ada tes besar setelah musim kemarin selesai dan boleh dibilang itu tahap pertamanya. Sepanjang musim dingin ada banyak hal yang dibenahi tidak hanya oleh tim, tapi juga pabrikan. Mereka bekerja bersama-sama dan menghabiskan banyak waktu untuk memperbaiki motor dan juga mengembangkan motor baru. Kami bisa lihat hasilnya di beberapa tes awal dan di balapan kita juga bisa lihat konsistensinya. Waktu putaran dan ritme balapan adalah dua hal yang sedang kami kejar.”

Seberapa penting faktor punya tiga rider yang sama sepanjang musim yang sama seperti tahun lalu?
“Kami harus berada di level yang sama, pertama di trek dan juga di luar trek karena kerja sama yang baik sangatlah penting, kami harus saling memahami satu sama lain dan tidak berusaha untuk main siapa yang lebih jago di tim. Kami punya tiga rider yang klop dan bisa mencatatkan waktu putaran yang saling berdekatan.”

Apakah bisa dibilang kalian adalah teman dibandingkan rekan kerja?
“Iya dan ini sangatlah penting. Susah sekali untuk mendapatkan orang yang bisa jadi teman saat ini padahal dulunya rival. Tapi, untungnya kami semua memiliki hubungan yang sangat baik, dan kami semua senang dengan hal ini.”

Persiapan jelang Suzuka 8 Hours sudah dimulai dengan tes minggu lalu. Apa yang kamu peroleh dari tes itu?
“Buat saya Suzuka adalah sirkuit yang sangat spesial. Ada banyak tim pabrikan Jepang yang mengembangkan ban di sini. Kami tiba di sana dan mencoba memaksimalkan setiap kesempatan yang ada. Tesnya cukup sulit, kami mencoba berbagai macam ban dan komponen lainnya, terutama di trek basah dan kering. Di akhir kami coba memilah mana yang bagus dan mana yang tidak serta menentukan jalan terbaiknya. Untuk tes selanjutnya kami akan menggunakan settingan yang sangat berbeda dengan yang saat ini karena kami sudah tahu mana yang harus dibenahi. Kami bisa mulai dari level yang baru, jadi walau tesnya susah tapi sifatnya sangat penting buat kami.”

Panas dan kelembapan di Suzuka selalu jadi momok, tapi seperti apa pengaruhnya terhadap rider?
“Ketika saya pertama kali ke sana, rasanya sangat sulit. Tapi karena saya sekarang sudah sering balapan di Asia dan sudah tampil di Sepang dan Suzuka beberapa kali. Saya suka balapan di sana. Saya lebih memilih keduanya dibandingkan di sirkuit yang sangat dingin seperti Le Mans. Tapi ya tentu saja sangat menantang dan sulit, apalagi dengan wearpack dan gear keselamatan. Kami bisa tampil bagus, tapi mungkin sulit.”

Hasil seperti apa yang sekiranya bisa kamu capai di Suzuka?
“Kami harus fokus ke kejuaraan dan memahami kesulitan yang ada untuk finis di podium. Kami harus menanamkan di benak kami bahwa kami berhasil mengoleksi banyak poin karena kami tampil tanpa cela dan bisa mengikuti balapan sampai akhir. Kalau kami bisa masuk 10 besar atau 5 besar, yang sebenarnya adalah tujuan utama kami, maka baru saat itulah kami bisa senang.”

Soal EWC, apa sih sebenarnya yang paling menarik dari kejuaraan ini?
“Saya sangat suka dengan sportivitas, semangat, dan kerja keras timnya. Beda dengan balapan sprint biasa. Semua anggota tim punya peran besar, dan saya sangat suka aspek ini.”

Apakah balapan sprint di FIM Asia Road Racing Championship membantu adaptasimu atau malah lebih sulit untuk menyesuaikan diri di dua tipe balapan yang sangat berbeda?
“Buat saya sangatlah penting. Saya selalu ingin balapan sprint untuk jadi yang tercepat di satu, 10, atau 20 lap, tapi di balapan endurance bisa juga beradaptasi untuk 30 lap atau lebih. Saya percaya bahwa balapan sprint melatih kekuatan dan keawasan rider dan inilah yang saya senang lakukan.”

Ini masih lama sih, tapi kalau kamu dinobatkan jadi juara EWC di Bol d’Or, apa yang akan kamu rasakan?
“Itu adalah tujuan utama tim dan saya pribadi. Saya sudah memenangkan banyak kejuaraan, tapi saya rindu jadi juara dunia. Target ini adalah tujuan utama saya. Saya harap kami bisa berhasil. Tidak ada yang mustahil.”

Coca-Cola Suzuka 8 Hours Endurance Race ke-44 akan dimulai pada Minggu 6 Agustus pukul 11.30 waktu lokal Jepang (09.30 WIB).

Sumber [ FIM EWC ]

Exit mobile version