Standar Helm DOT, ECE, SNELL: Mana yang Sebaiknya Dipilih?

  • 30/03/2020
  •  8,051 views

Standar Helm DOT, ECE, SNELL: Mana yang Sebaiknya Dipilih? apa itu standar helm dot ece snell - Standar Helm DOT, ECE, SNELL: Mana yang Sebaiknya Dipilih?

Sebelum kami kupas tuntas sertifikasi keselamatan helm ternama di dunia, alangkah baiknya jika kita mulai terlebih dahulu dari akarnya. Selama ini kita tahu helm punya banyak jenis, model, warna, bentuk, dan ukuran yang hadir secara instan bagi rider modern, tetapi di awal-awal masa sepeda motor muncul untuk pertama kalinya seabad yang lalu, opsi yang dimiliki tidaklah banyak. Helm pertama di dunia terbuat dari bahan kulit yang lebih menyerupai popok yang dipakai terbalik di kepala seperti di dalam iklan. Aman banget ya? Saking amannya beberapa pembalap bisa keluar berbagai kejuaraan dengan selamat!

Perubahan besar dalam teknologi helm akhirnya dimulai pada tahun 1935, diawali dengan kematian penulis, tentara, dan tokoh sejarah T.E. Lawrence atau yang lebih dikenal sebagai Lawrence of Arabia. Ia meninggal usai kecelakaan yang menyebabkan badannya terlempar ke arah depan motor. Ia sempat dirawat oleh dokter spesialis saraf bernama Sir Hugh Cairns yang menjadi sangat getol dalam mempelajari efek benturan yang dialami kepala usai kecelakaan sepeda motor. Dari hasil penelitiannya, lahirlah helm anti benturan yang pertama.

T.E. Lawrence (Lawrence of Arabia) t e lawrence motor - Standar Helm DOT, ECE, SNELL: Mana yang Sebaiknya Dipilih?

Helm Cairns memang mampu meningkatkan standar helm masa itu, tetapi helm ini hanya melindungi rider dari cedera yang masuk ke kulit (misalnya ada yang menancap di kepala). Barulah helm modern lahir ketika seorang pria bernama Herman Roth mematenkan helm pelindung dengan liner dalam yang mampu menyerap energi. Helm ini punya fitur yang komplit: liner dalam yang terbuat dari bahan yang ‘kuat’, sistem suspensi dalam floating, batok helm keras dengan visor, dan tali dagu untuk menompangnya! Helm inilah yang menjadi standar di tahun 1950an.

Ketika seorang pembalap bernama Pete Snell tewas dalam kecelakaan pada tahun 1956, ia dalam keadaan memakai helm dengan desain yang mirip dengan milik Roth. Daripada membuat tato nama Snell sebagai bentuk penghargaan, teman-teman dan keluarganya memilih untuk mendirikan yayasan SNELL Memorial Foundation pada 1957. Para ilmuwan, insinyur, dan orang-orang berbakat yang terlibat dalam dunia balap masuk ke dalam grup ini dan mampu menciptakan metode pengujian helm yang efektif. Dari sinilah pengujian keselamatan helm lahir!

Kecelakaan Pete Snell 1956 kecelakaan pete snell - Standar Helm DOT, ECE, SNELL: Mana yang Sebaiknya Dipilih?

[Baca Juga]
Evolusi Teknologi Helm Arai RX-7X

Apa sih maksud segala jenis sticker ini?
Pernahkah kamu ketika saking bosannya memilih untuk mengamati bagian belakang helmmu dan menemukan berbagai macam sticker. Sticker-sticker ini mewakili berbagai jenis sertifikasi, dan tergantung dengan jenis helmmu, kamu akan menemukan salah satu atau beberapa sticker di bawah ini:

DOT: Standar helm yang diberlakukan oleh Departemen Transportasi Amerika Serikat (Department of Transportation = DOT). Saat ini standar DOT di Amerika hadir dengan regulasi FMVSS 218, dan semua helm yang memiliki sticker DOT harus memenuhinya.

ECE: Standar keselamatan yang diprakarsai oleh Economic Commission for Europe. Standar lintas negara ini digunakan di 47 negara Eropa dan helm yang memiliki sticker ECE harus lulus regulasi 22.05 yang berlaku saat ini.

SNELL: Standar yang ditentukan oleh Snell Memorial Foundation. Tes helm SNELL hanya bersifat sukarela, dan hanya diwajibkan oleh beberapa badan balap. Standar saat ini bernama SNELL 2015 untuk helm biasa dan SA2015 untuk helm balap.

Jika helm milikmu tidak punya salah satu dari ketiga sticker ini, apakah kamu yakin selama ini berkendara menggunakan helm atau mangkok bakso? Helm palsu punya sticker-sticker ini, tetapi tentunya tidak dibuat dengan standar yang ada dan tidak memberikan perlindungan apapun dan ilegal untuk digunakan.

Satu jenis helm bisa mengantongi satu atau lebih dari standar yang ada, jadi mungkin kamu punya helm yang tidak ada standar DOT, DOT and SNELL, atau DOT dan ECE, contohnya adalah helm dengan sticker SNI (Standar Nasional Indonesia) yang hanya berlaku di negara ini.

Bagaimana cara kerjanya?
Ketika kita berbicara tentang perlindungan, kita berbicara tentang energi. Energi adalah elemen yang membuat sepeda motor asyik sekali dipacu! Dan jika energi tersebut berpindah ke kepalamu –seperti dalam kecelakaan– hasilnya bisa naas. Badan-badan penguji yang telah disebutkan di atas menggunakan metode tes yang cukup mirip satu satu sama lain untuk melihat seberapa bagus kemampuan helm dalam mengatur energi usai benturan. Satu alat yang berbentuk dummy kepala bernama ‘headform’ dipasangkan ke bagian dalam helm. Headform ini memiliki sensor-sensor kecil yang mengukur akselerasi (besarnya energi yang diterima headform).

Uji Ketahanan Helm uji ketahanan helm - Standar Helm DOT, ECE, SNELL: Mana yang Sebaiknya Dipilih?

Helm ini kemudian ditaruh di sebuah alat dan dijatuhkan seketika dalam kecepatan tertentu ke atas paron atau anvil. Headform akan mengukur energi benturan dan angka-angka tersebut akan menentukan seberapa baik ketahanan helm terhadap benturan dan seefektif apa proses penyebaran energi untuk menghindari cedera kepala. Walau cara pengujiannya mirip-mirip, tiap instansi punya keunikannya tersendiri.

Satu hal yang penting untuk diketahui mengenai uji ketahan helm adalah tes ini tidak sama dengan crash test dummy yang digunakan dalam industri mobil yang menyimulasikan kecelakaan. Kecelakaan mobil ternyata bisa diprediksi, makanya tidaklah sulit jika menggunakan skenario kecelakaan sungguhan untuk mengujinya. Kecelakaan sepeda motor amat sangatlah rumit, dan ketika kamu masukkan faktor rider dan posisi mesin, lingkungan, permukaan jalan, kendaraan dan objek lain yang ada, jelas sekali tidak ada cara praktis untuk memetakan kemungkinan-kemungkinan yang sama. Maka dari itu, uji ketahanan helm sepeda motor dirancang untuk menentukan kebolehan helm dalam menyalurkan berbagai jenis energi yang diterima saat benturan terjadi yang disebut sebagai ketahanan relatif helm. Tes ini dilakukan menggunakan dua paron dengan bentuk berbeda untuk memfokuskan titik hantam di mana nantinya helm dijatuhkan ke atas kedua paron di titik yang sama sebanyak dua kali untuk melihat seberapa tahan bahan helm.

[Baca Juga]
3 Evolusi Helm Arai VZ-RAM, Sang Penerus SZ Series dengan Teknologi RX-7X!

Penggunaan paron jenis ‘hemi’ atau ‘edge’ atau ‘tajam’ bisa meningkatkan energi hantaman. Cara kerjanya begini: kalau kamu menggebrak meja dengan kedua tanganmu, rasanya mungkin tidak akan terlalu sakit atau bahkan tidak sakit sama sekali karena energi yang timbul saat tangan menyentuh permukaan meja dalam kecepatan tinggi bisa didistribusikan dengan baik ke seluruh bagian tanganmu. Sekarang, coba bayangkan jika ada paku berdiri di atas meja dan kamu hantam dengan tanganmu… ADUH SAKIT @#$%^! Walau dengan jumlah tenaga yang sama saat kamu menggebrak meja, namun ujung paku ternyata memberikan energi yang jauh lebih besar di area yang kecil. Nah, konsep ini sama dengan cara kerja uji ketahanan dengan paron yang memiliki titik tajam yang berbeda-beda. Satu area yang tajam dapat meningkatkan energi hingga sebesar 80% per meter perseginya!

Hal pertama yang terlintas di benak kita saat membicarakan uji ketahanan helm adalah perlindungan terhadap benturan, tetapi masih banyak faktor lain yang menentukan seberapa ‘aman’ helm tersebut. Perlindungan dari luka terbuka, visibilitas visor, kekuatan tali dagu dan seberapa cepat helm dilepas saat keadaan darurat berperan dalam menentukan efektivitas helm. Satu jenis helm bisa melalui beberapa atau semua tes yang telah disebutkan di atas di samping uji ketahanan.

Daftar sertifikasi helm di dunia
Tiap standar keselamatan helm mempunyai skema tes, prosedur, dan syarat yang berbeda-beda. Yuk kita simak lebih lanjut.

DOT FMVSS 218

DOT FMVSS 218 sertiffikasi dot fmvss 218 - Standar Helm DOT, ECE, SNELL: Mana yang Sebaiknya Dipilih?

Sertifikasi DOT sering kali dianggap sebagai standar helm paling bawah, tetapi prosedurnya ternyata sangat menyeluruh. DOT punya persyaratan yang sangat ketat mengenai retensi helm, jarak pandang, ketahanan benturan dan bahkan pelabelan. Selain itu, DOT juga punya uji ketahanan yang paling rumit. Tiap prosedur tes didokumentasikan dengan baik sehingga tidak memberikan celah sedikitpun untuk kesalahan.

Sayangnya, FMVSS 218 adalah salah satu dari standar yang ada yang tidak dites secara langsung oleh DOT. Malah yang mengetes adalah kontraktor suruhan yang mengetes helm secara acak dengan harapan akan menemukan kesalahan pada salah satunya. Sama seperti tes doping acak yang ada di olahraga profesional, jika ditemukan satu yang ternyata menyalahi aturan, maka yang lain akan termotivasi untuk tetap jujur.

ECE 22.05

ECE 22.05 standar ece 22 05 - Standar Helm DOT, ECE, SNELL: Mana yang Sebaiknya Dipilih?

Standar ECE 22.05 usianya lebih muda dari standar DOT yang ada saat ini dan menawarkan uji ketahanan yang jauh lebih baik dari segala sisi dari kawannya. Tes standar ECE meliputi berbagai tes yang bisa berkontribusi pada pencegahan kecelakaan seperti kualitas optik visor helm dan faktor keselamatan yang sebenarnya tidak berkaitan langsung dengan ketahanan, seperti rigiditas batok helm. Lain daripada DOT, setiap model helm yang telah mendapat sertifikasi ECE 22.05 harus diuji di dalam sebuah laboratorium independen sebelum dijual dengan sticker ECE.

Angka rata-rata kecelakaan di Eropa agak sedikit lebih rendah dari Amerika Serikat, dan hal ini adalah faktor utama rancangan uji ketahanan ECE. Tes ECE menggunakan paron yang mulus yang lebih dikenal sebagai curbstone yang mampu memberikan tenaga yang jauh lebih rendah dari paron hemi yang digunakan oleh SNELL dan DOT. Uji ketahan ECE hanya terdiri dari satu kali benturan yang menghasilkan energi yang relatif lebih kecil. Teknisi DOT dan SNELL menguji helm lewat benturan yang dihantamkan dari berbagai sudut, tetapi ECE hanya merujuk kepada sudut-sudut tertentu saja. Tentunya metode tes yang seperti ini memberikan kesempatan kepada produsen helm untuk ‘memainkan sistem’ dengan meningkatan kemampuan proteksi di sudut-sudut tertentu tersebut untuk meloloskan helm yang sebenarnya tidak layak.

SNELL M2015

SNELL SA2015 snell sa2015 - Standar Helm DOT, ECE, SNELL: Mana yang Sebaiknya Dipilih?

SNELL Memorial Foundation masih menjadi institusi utama dalam hal keselamatan helm. Sertifikasi SNELL M2015 menggunakan profil paron yang paling agresif, dikenal sebagai paron edge, dan menuntut helm bisa hanya menyerap tekanan maksimum sebesar 275G usai dua kali benturan. Tes SNELL dirancang dengan level energi dan regulasi keselamatan yang ada di ajang balap yang dapat dilihat dari adanya beberapa tes tambahan seperti stabilitas helm dan kemudahan pelepasan dalam keadaan darurat. Salah satu hal yang membedakan SNELL dengan standar helm lain adalah tingginya kendali yang dimiliki teknisi helm dalam keseluruhan proses pengujiannya. Teknisi SNELL melihat titik paling lemah helm –contohnya snap visor berbahan besi atau engsel mekanis– dan menjadikan titik lemah tersebut target utama dalam pengujian. Mereka akan menghantam area yang sama berkali-kali hingga dirasa kemampuan helm dalam mengatur penyerapan energi sudah akurat. SNELL juga melakukan prosedur yang bernama ‘otopsi helm’ untuk menguji liner EPS dan komponen internal helm untuk memastikan bahwa kualitas helm sudah terjaga dengan baik.

Standar SNELL M2010 mendapat berbagai kritikan tajam karena mempromosikan liner EPS yang sebenarnya ‘terlalu keras’. Sebabnya adalah agar suatu model helm dapat lulus sertifikasi SNELL, liner yang digunakan terlalu kaku yang malah mendorong aliran tenaga yang lebih besar saat benturan. Secara teori, hal ini masuk akal. Namun, argumen ini tidak terlalu mendapat gubrisan dari SNELL. Uji SNELL menggunakan tiga bentuk paron: datar, hemi, dan edge (tajam). Walaupun paron edge dikenal sebagai paron paling ekstrim (dan memiliki energi paling banyak), paron datar sebenarnya tidak ada bedanya dengan yang digunakan ECE dan DOT. Jika helm terlalu ‘keras’ saat benturan dalam kecepatan rendah, tentunya energi yang diserap akan jauh melebihi 275G saat pengujian menggunakan paron datar sehingga tesnya pun akan gagal.

Berikut adalah rangkuman tentang kelebihan dan kekurangan tiap standar:

DOT FMVSS 218
Kelebihan:
– Skema tes tinggi energi, menggunakan paron hemispherical dengan dua hantaman pada satu titik
– Teknisi diizinkan untuk menghantam helm pada bagian mana pun di area utama
– Transfer energi maksimum yang diizinkan adalah 400G

Kekurangan:
– “Honor system’ yang ada di dalam tes acak ini tidak efektif dan banyak helm dengan label DOT sebenarnya tidak layak lolos tes
– Penggunaan headform yang terbatas
– Kurangnya tes pada aspek yang tidak terkait dengan manajemen ketahanan helm; tidak ada tes optik, kemudahan pelepasan helm saat darurat, ketahanan gesekan dan faktor penting lainnya

ECE 22.05
Kelebihan:

– Seluruh helm yang dijual dengan label ECE telah melalui uji ketahanan
– Energi maksimum yang diperbolehkan sangat rendah (hanya 275G)
– Metode tes hantaman yang banyak untuk keperluan hal keselamatan yang bermacam-macam
– Penggunaan delapan headform untuk aspek tes yang jauh lebih bermacam-macam

Kekurangan:
– Paron curbstone dan satu kali hantaman hanya menghasilkan energi yang rendah dan dinilai terlalu rendah untuk standar Amerika yang menggunakan kecepatan tinggi
– Titik hantam helm yang sudah ditentukan bisa menjadi celah kecurangan
– Variasi headform bisa mengubah pusat gravitasi saat pengujian, mengurangi energi benturan hingga 20%

SNELL M2015
Kelebihan:

– Seluruh helm yang dijual dengan label SNELL telah melalui uji ketahanan
– Energi maksimum yang diperbolehkan sangat rendah (hanya 275G)
– Menyediakan tes untuk stabilitas, kemudahan pelepasan helm saat keadaan darurat, dan kekuatan visor
– Penggunaan paron edge yang sangat tajam saat pengujian
– Teknisi dengan aktif mencari titik lemah helm untuk memastikan semua bagian helm sudah teruji ketahanannya

Kekurangan:
– Biaya tes pribadi SNELL yang tinggi membuat harga retail helm dengan sertifikasi ini lebih mahal
– SNELL yang sebenarnya lebih mengarah ke standar helm balap bisa kurang efektif dalam menguji helm jenis street biasa (hampir semua helm modular, helm dengan sun shield)

[Baca Juga]
Review Helm Full Face Neo Klasik Arai Rapide-Neo

Jadi, ketiga jenis standar helm ini sebenarnya dibuat berdasarkan perilaku berkendara dan kecelakaan yang lumrah terjadi di kawasan tersebut (ECE di Eropa, SNELL & DOT di Amerika). Jika kamu ingin berkendara yang santai-santai saja di Indonesia, helm dengan logo SNI saja sudah cukup (pastikan stickernya asli ya!). Kalau ingin kebut-kebutan di jalanan atau di atas trek balap pilih yang juga ada standar DOT, ECE, atau SNELL juga. Sesuaikan saja dengan kebutuhan dan kantongmu.

Ada banyak faktor yang patut dipertimbangkan dalam memilih helm, dan memilih sertifikasi yang tepat adalah salah satunya. Ukuran, finishing, kenyamanan, kemudahan penggunaan dan fitur adalah faktor lainnya. Helm yang lebih ringan atau lebih mampu meredam suara dapat mengurangi kelelahan dan helm dengan visor anti kabut dapat meningkatkan visibilitas. Faktor-faktor tambahan seperti ini dapat mengurangi kemungkinan adanya kecelakaan.

Ukuran helm juga sangat penting! Faktanya, ketiga institusi di atas menyatakan dengan sangat jelas bahwa mereka sangat memperhatikan fitting headform dengan helm. Jika helm yang kamu gunakan tidak pas dengan bentuk kepala, kemampuannya untuk mengatur dampak energi tidak akan maksimal. Helm DOT seharga Rp1,6 juta dengan ukuran yang pas akan memberikan perlindungan yang lebih mantap ketimbang helm SNELL seharga Rp10 jutaan yang satu ukuran lebih besar. Pertimbangkan dengan baik ya!

Sumber [ Revzilla ]

Related post

Return Top