Wawancara EWC Inside Line dengan Bastien Mackels

  • 22/05/2023
  •  737 views

Bastian Mackels

Ketika cedera membuat Bastien Mackles ikut serta balapan kandang FIM Endurance World Championship tahun lalu, ia langsung mempersiapkan diri untuk 24H SPA EWC Motos tahun berikutnya.

Membalap untuk tim KM99 dengan motor Yamaha, Mackels (36) punya peluang besar untuk meraih podium bersama rekan setim Florian Marino dan Lucas Mahias.

Dalam wawancara ini, Mackles akan berbagi kisahnya tentang kecelakaan besar yang ia alami, pengalamannya ikut dua balapan 24 jam, dan persiapannya dalam menaklukkan Circuit de Spa-Francorchamps sepanjang 6.985 meter pada 16-18 Juni, terutama melibas Raidillon, yang ia sebut sebagai corner terbaik di dunia.

Kamu seharusnya ikut 24H SPA EWC Motos edisi pertama tahun lalu, tapi ternyata tidak bisa. Boleh diceritakan alasan di balik keputusan itu?
“Di sesi latihan bebas pertama Superbike Jerman, dua minggu sebelum balapan di Spa itu, saya jatuh dari motor yang menyebabkan lima tulang di kaki kanan saya patah. Buat saya rasanya sangat menyedihkan karena saya sudah menantikan balapan di Spa sejak saya kecil. Pertama kali saya datang ke sana ketika saya masih umur 15 atau 16 tahun, waktu itu saya jadi marshal balapan 24 Hours of Liège. Saya punya mimpi jadi pembalap, tapi karena saya mulai balapan agak telat, jadi ketika saya umur 23 tahun balapan itu sudah tidak diadakan lagi. Ketika saya tahu kalau saya dapat kesempatan untuk balapan 24 jam di Spa, tentu saja saya senang, tapi karena kecelakaan itu dengan berat hati saya harus mundur.”

Waktu itu kan kamu masih tergabung di TATI Team Beringer Racing, seandainya kamu ikut apa bisa naik podium juga ya?
“Ketika saya tahu hasil finis mereka, saya sangat senang karena luar biasa sekali bisa juara dua. Tentu saja saya mendukung mereka dan berada di dalam pit selama balapan berlangsung. Saya sangat senang buat mereka, tapi berat juga buat saya yang hanya bisa menonton saja.”

Pastinya apa yang kamu jalani tahun lalu memberikan motivasi lebih untuk balapan bulan besok kan?
“Tentu saja dan mungkin lebih besar lagi motivasinya karena kali ini saya membalap untuk tim Belgia dan saya prediksi kami bisa tampil lebih kompetitif. Rekan-rekan setim saya sangat kuat dan semangat mereka sangat tinggi. Boleh dibilang ada tekanan, tapi kalau dibilang terbebani dengan tekanan itu sih tidak juga, kami lebih fokus pada tiap sesi yang kami ikuti. Fokus utamanya adalah hasil akhirnya.”

Spa boleh dibilang jauh dari kata gampang ditaklukkan, apa kamu bisa jelaskan seberapa sulit untuk mencatat waktu putaran yang bagus di sana?
“Saya sudah sangat hafal Spa, tapi tiap kali datang balapan di sana, hari pertama pasti full untuk adaptasi dulu karena sirkuit ini boleh dibilang salah satu yang paling cepat di Eropa, bahkan dunia. Kamu harus bisa sabar dan berkonsentrasi penuh di tiap tikungan dalam tiap putaran. Kalau dibandingkan dengan Le Mans, sirkuit ini lebih cepat. Dan kamu masih bisa terus hajar kecepatannya dari lap satu ke berikutnya. Kelihatannya sih mudah ya, tapi karena banyak tikungan ke kanan dan kiri jadi menuntut fisik yang optimal juga.”

Cuaca adalah salah satu faktor penentu di Spa, tapi seberapa sulitkah untuk memahami dan mengantisipasi kondisi cuaca yang berubah-ubah?
“Di Spa sangat sulit untuk dipahami karena wilayah treknya sangat luas. Saya ingat dulu di paddock kondisinya kering, tapi di sisi lain sirkuit hujan dan basah, jadi kamu harus benar-benar perhatikan cuacanya. Kalau kamu lihat awan tebal, kamu harus siap-siap karena kemungkinan hujan di titik bawah awan itu saja, di bagian lainnya tidak. Di balapan endurance kami harus perhatikan cuaca dengan sebaik-baiknya karena di sini mudah sekali membuat kesalahan. Kalau saya bisa tebak seperti apa cuacanya saya tidak akan bilang-bilang juga sih, tapi masalahnya ini benar-benar tidak bisa diprediksi. Saya ingat waktu itu hujan es sampai batu esnya loncat-loncat di atas aspal. Sungguh sangat menakjubkan. Tapi dua minggu kemudian suhu di situ langsung naik ke 35 derajat Celsius dan nafas jadi berat.”

Karena kamu tidak ikut 24H SPA EWC Motos tahun lalu, kamu dapat referensi dari mana?
“Spa adalah sirkuit pertama yang saya datangi. Saya pernah ikut balapan 6 Hours of Spa dan sebelum itu balapan 8 jam. Saya menang tahun 2008, yang merupakan balapan kedua saya. Saya juga pernah balapan Superbike Belgia dan Belanda di sana tahun 2010 dan 2012.”

Apa kamu suka dengan perubahan yang ada di trek tahun lalu, khususnya di Speaker’s Corner?
“Buat saya jadi lebih baik, jauh lebih aman karena sebelumnya kalau kamu jatuh ya langsung menghantam batu. Tikungan ini jadi lebih mengasyikkan karena level masuk dan keluarnya berbeda, jadi kalau tidak hati-hati bisa kehilangan kontrol ban depan dan belakang. Ketika mau masuk ke tikungan, aspalnya cukup bergelombang dan tiap putaran sangat menyita tenaga badan dan motor.”

Persiapan apa yang akan kamu lakukan untuk 24H SPA EWC Motos?
“Kami akan adakan tes dua hari penuh sebelum hari H, tapi di luar itu kami tidak punya banyak waktu tambahan untuk jajal sirkuitnya. Tapi ini tidak apa sih dibandingkan latihan beberapa kali. Saya juga akan memacu motor Supermoto di trek karting di Spa, bukan di medan tanahnya, tapi di aspal saja. Buat seru-seruan saja sih, tapi saya akan gempur sekuat mungkin agar lebih efisien untuk training yang saya jalani.”

Jumat 16 Juni akan sangat sibuk. Ada latihan bebas, kualifikasi dua sesi, dan latihan malam. Kira-kira seberapa sulit buatmu?
“Kuncinya jangan terlibat kecelakaan besar dan jangan buat kesalahan jadi tidak buang-buang waktu. Bagi rider akan sangat sulit karena tiap kali selesai sesi, pasti harus ada waktu pemulihan yang sangat penting dilakukan sebelum balapan 24 jam. Kalau kamu mau bersaing dan fokus pada hasilnya, maka harus bisa mengesampingkan hal-hal lain dulu. Kami tim dari Belgia dan ingin berbagi waktu dengan keluarga, teman-teman, sponsor, partner, dan media, tapi akan ada beberapa hal yang akan kami lewatkan.”

Bicara soal hasil, kira-kira apa yang akan kamu raih?
“Sejujurnya saya pede dapat podium. Di Le Mans kami tampil kompetitif, tapi kami jatuh beberapa kali dan itu membuat ambisi kami hancur perlahan-lahan. Tapi kami cepat dan tim juga mampu mengantisipasi situasi yang sulit ketika motor jatuh. Kami selalu berusaha tidak jatuh saat balapan, dan kalau ini tercapai saya yakin kami bisa naik podium.”

Terakhir, tikungan paling favorit di Spa?
“Sudah pasti Raidillon, tikungan paling top di dunia. Tiap rider yang datang ke Spa pasti ingin menjajal tikungan ini. Saya tidak sabar menjalani lap pertama karena kalau lap pertama di Spa pasti langsung masuk gigi lima dan gas penuh, dan sensasinya saat masuk ke tikungan ini benar-benar tidak ada bandingnya. Tekanan di tikungan ini luar biasa, saya sangat menyenanginya dan dalam tiap lap tikungan ini lah bagian yang ditunggu-tunggu. Masuk gigi lima dan gas penuh mungkin akan tembus kecepatan 265km/jam, dan dibagian terlambatnya sekitar 200km/jam, sungguh mantap.”

Sumber [ FIM EWC ]

Related post

Hot news

  1. Suzuka: Tempat Segalanya Dimulai untuk KM99
  2. YART Yamaha Suzuka
  3. Mulhauser Akhirnya Maju Jadi Rider Inti di Suzuka EWC
  4. Techer Siap Hadapi Tantangan Balapan Kandang di Suzuka
Return Top