Rider Jagoan EWC Guintoli Ingin Jadi Juara Balapan Motor dan Mobil Le Mans
- 09/05/2023
714 views
Juara dunia FIM Endurance World Championship, Sylvain Guintoli, mengungkapkan rencananya untuk mencoba kejuaraan roda empat – setelah ia menyelesaikan karirnya yang sukses di roda dua.
Sebagai pemenang dua kali 24 Heures Motos di Le Mans yang merupakan balapan pembuka EWC musim ini, Guintoli ingin sekali menjuarai ajang serupa di roda empat, seperti yang dikatakannya kepada media Inggris Motorsport News dalam wawancara bulan lalu.
“Saya suka balapan mobil dan saya telah melakukannya setiap kali saya memiliki sedikit waktu atau kesempatan, tetapi saya tidak pernah menganggapnya serius,” kata rider Yoshimura SERT Motul itu. “Saya bercanda dengan beberapa teman, tetapi memang belum ada yang pernah memenangkan balapan motor sekaligus mobil Le Mans 24 jam. Saya tahu ini adalah tantangan yang sangat besar dan saya sangat memahami kesulitannya, tetapi jika Anda ingin melakukan sesuatu yang besar, Anda harus bermimpi besar, bukan? Sejak saat itu, saya tidak bisa berhenti memikirkannya, jadi saya akan mencoba menjalani rencana ini.”
Namun, pria berusia 40 tahun ini tidak langsung gegabah beranggapan bahwa prestasinya di atas motor akan berjalan mulus pula di ranah mobil.
“Ini tidak akan mudah karena ada banyak hal yang harus saya pelajari, saya harus berlatih,” kata Guintoli. “Saya harus menjadi lebih baik dalam segala hal dan memahami bagaimana semua ini bekerja. Tapi, saya ingin mengikuti balapan mobil Le Mans 24 jam suatu saat nanti dan saya ingin menjadi kompetitif.
“Pertama, pilih kategori yang tepat dan harus paham pertarungan nantinya, jadi saya sudah mulai melakukan beberapa balapan [klub] karena di mobil, Anda harus melakukan sejumlah balapan untuk mendapatkan lisensi yang Anda butuhkan untuk mengendarai mobil GT dan mobil yang lebih garang. Banyak hal yang sedang direncanakan dan saya akan mencoba untuk menjadi lebih baik dan mewujudkannya. Ini bukan proyek jangka pendek, jadi kita lihat saja nanti.”
Guintoli tentu saja membuat kemajuan dalam balap mobil. Ia merupakan bagian dari tim pemenang kelas TCR yang finis di posisi kelima secara keseluruhan dalam Birkett Six-Hour Relay di Sirkuit Silverstone, Inggris, Oktober lalu dengan mobil Volkswagen Golf GTI TCR yang dikemudikan oleh Capture Motorsport dan didukung oleh sponsornya di EWC, Motul.
“Saya pernah mengendarai mobil Radical beberapa tahun yang lalu, mobil ini tidak terlalu cepat tetapi memiliki sedikit aero dan ban yang licin,” ujar Guintoli. “Mobil ini tidak mudah untuk dikendarai dengan cepat, tetapi itu adalah hal yang bagus [untuk belajar]. TCR sangat bagus, berbeda karena menggunakan penggerak roda depan, tetapi sangat menyenangkan. Saya juga mengikuti balapan Mazda beberapa minggu lalu. Lebih mirip go-kart, saling menabrak satu sama lain, tetapi saya ingin belajar dengan cara yang benar, dasar-dasarnya.”
Sebagai mantan test rider untuk tim pabrikan Suzuki yang kini sudah bubar, Guintoli sangat berpengalaman dalam penggunaan data yang ia yakini akan membantu proses transisinya.
“Cara kami bekerja dengan data dan apa yang Anda masukkan ke dalam motor serta apa yang dilakukannya di lintasan sangat mirip dengan balap mobil,” kata Guintoli. “Anda mencoba memahami cara yang tepat untuk mengerem pada mobil tertentu dan teknik yang tepat untuk berakselerasi dan menyetir. Semua data ini banyak kami gunakan di motor, jadi sangat membantu untuk memahami dinamika kendaraan. Tapi, tetap pengalaman adalah hal yang utama. Meskipun ada banyak kesamaan [antara balap motor dan mobil], ada juga perbedaannya, misalnya, tidak ada pitching pada mobil atau hanya sedikit sekali.”
Meskipun memiliki atap di atas kepalanya, Guintoli mengatakan bahwa ia tidak mengadopsi pendekatan yang lebih berani dalam balap mobil yang akan membuatnya lebih siap untuk mengikuti Le Mans 24 Hours.
“Setelah begitu lama mengendarai motor, saya sama sekali merasa aman,” katanya. “Jika saya mengendarai motor di lintasan balap atau mengendarai mobil, saya tidak merasa lebih aman di dalam mobil, ini adalah latihan yang berbeda. Anda harus memaksimalkan dengan cara yang berbeda. Saya tidak pernah beranggapan ketika naik motor pasti terluka, saya hanya fokus bagaimana caranya agar bisa melaju lebih cepat.
“Le Mans adalah rencana jangka menengah bagi saya. Saya tidak akan langsung turun karena saya ingin melakukannya ketika saya siap, saya ingin menjadi kompetitif. Untuk menjadi layak, memang harus belajar dahulu dan saya tidak berpikir itu akan memakan banyak waktu, tetapi penambahan pencapaian memang memakan waktu lebih lama.”
Guintoli dan rekan setimnya di SERT Motul, Gregg Black dan Étienne Masson, akan melanjutkan upaya mereka untuk meraih gelar juara EWC saat Circuit de Spa-Francorchamps, Belgia, menjadi tuan rumah 24H SPA EWC Motos pada tanggal 16-18 Juni mendatang yang merupakan seri kedua dari FIM Endurance World Championship musim 2023.
Sumber [ FIM EWC ]