Jagoan EWC #10: Hanspeter Bolliger
- 03/03/2025
145 views

Meskipun putranya, Kevin, yang kini memimpin Team Bolliger Switzerland, Hanspeter Bolliger tetap menjadi sosok ikonik tidak hanya dengan motor Kawasaki, tetapi juga dengan FIM Endurance World Championship secara keseluruhan.
Perkenalkan…
Nama: Hanspeter Bolliger
Usia: 70 tahun
Kewarganegaraan: Swiss
Apa yang membuatnya menjadi jagoan?
Hanspeter Bolliger merupakan sosok yang banyak berkontribusi terhadap balapan ketahanan. Ia beralih dari balapan jarak jauh menjadi manajer salah satu tim paling terkenal di EWC yang selalu menjadi peserta sejak tahun 1982.
Kiprahnya di FIM Endurance World Championship telah berlangsung selama 38 tahun, 10 tahun sebagai rider dan 28 tahun sebagai manajer tim keluarganya sebelum ia menyerahkan tongkat kepemimpinan kepada putranya, Kevin, pada September 2020.
Bolliger Sr, atau yang lebih dikenal dengan nama Hämpu, memulai perjalanannya dengan dunia balap motor sejak tahun 1975 sebagai seorang kompetitor di negara asalnya, Swiss. Langkahnya menuju EWC dimulai pada 1982 ketika seorang teman menyarankan untuk membentuk sebuah tim dengan dua rider. Namun baru pada tahun 1992, Bolliger, yang juga berkompetisi di Isle of Man TT Races sebanyak tiga kali, menjadikan tim sebagai fokus utamanya.
“Pada tahun 1992 saya mengalami kecelakaan di Monza saat tes musim dingin, sebuah kecelakaan yang buruk,” jelas Bolliger. “Kecelakaan itu tidak terjadi di lintasan balap, melainkan di paddock, tapi saya mengalami patah kaki dan harus beristirahat cukup lama. Ini adalah alasan saya menghentikan karier balap saya.
“Sebelumnya saya membandingkan peran saya dengan pemain hoki es yang merupakan pelatih sekaligus pemain, namun kemudian saya hanya menjadi pelatih. Bol d’Or 1992 adalah laga perdana saya sebagai manajer tim, bukan sebagai rider dan menurut saya lebih lelah setelah itu daripada saat menjadi rider.”
Pada awalnya, pergantian peran ini merupakan hal yang sulit, terutama ketika harus menginterpretasikan umpan balik dari rider. “Tidak selalu mudah untuk memahami apa masalah sebenarnya,” kata Bolliger. “Sebelumnya saya bisa naik ke atas motor untuk memahami masalahnya. Jika ada masalah saat balapan, saya biasanya cukup naik ke motor untuk memahaminya. Sebagai manajer tim, saya tidak bisa melakukan hal tersebut dan itu sulit.”
Namun demikian, karir panjang Bolliger sebagai rider telah membantu tim dan para ridernya menjadi lebih kuat – dan lebih baik.
“Jika hujan turun, saya mengerti mengapa para rider melambat,” ujar Bolliger. “Jika ada oli di lintasan, terutama di malam hari dengan suhu yang rendah, saya memiliki pengalaman sebagai rider untuk memahami apa yang terjadi di lintasan, itu mungkin salah satu keuntungan besar. Ketika ada masalah teknis, saya bisa memandu para rider melalui situasi sulit.”
Dengan dimulainya EWC 2025 yang semakin dekat, Kevin Bolliger mengenang kembali transisi kekuasaan dari ayah ke anak pada akhir musim 2019-2020.
“Sudah jelas bahwa ketika saatnya tiba, ia tahu bahwa ia harus menyerahkan tim. Saat itu ia berusia 65 tahun dan saya sudah terlibat dalam tim serta melakukan banyak hal untuk tim dengan seluruh situasi yang jauh lebih digital dengan elektronik, media sosial, hal-hal seperti ini. Baginya, jelas juga bahwa jika ia harus berhenti dan menyerahkan tim ke tangan saya. Ia sudah harus beristirahat di rumah.
“Kami berbicara banyak tentang hal ini dari sisi keluarga karena Hämpu masih menjadi pemilik tim. Saya adalah manajer tim, namun pada akhirnya, kami adalah tim keluarga. Ada juga saudara perempuan saya, Nina, yang terlibat dalam tim dan ibu saya, Barbara. Semuanya direncanakan dengan sangat baik dan ia merasa telah mengambil keputusan yang tepat di tahun 2020 ketika ia menyudahi peran sebagai manajer tim.
“Yang pasti ada organisasi ulang dalam empat tahun terakhir. Saya harus menjalani pengalaman saya sendiri. Saya masih muda ketika menjadi manajer tim, mengelola tim dengan 35 orang. Namun kami berada di jalan yang benar dan juga dengan modifikasi yang kami lakukan, ia bangga dengan saya. Ketika saya memiliki ide, ia tidak mengatakan, ‘jangan lakukan itu’, ia membiarkan saya melakukan hal-hal yang menurut saya harus dilakukan. Ia selalu berada di belakang saya dan tim dan juga selama balapan, dari rumah ia mengawasi kami dan selalu membantu kami jika kami membutuhkan dukungan.”
Meskipun Team Bolliger Switzerland berhasil meraih posisi runner-up di klasemen tahun 2010, sang pelatih tidak menganggap itu sebagai pencapaian terbesar tim. Memang, hal itu bisa saja menjadi akhir bagi tim jika mereka finis satu peringkat lebih tinggi.
“Kami finis sebagai runner-up dengan selisih lima poin, namun ayah saya selalu berkata yang penting itu adalah prosesnya,” ujar Kevin Bolliger. “Untuk mendapatkan peringkat pertama dan finis seperti itu sebagai juara dunia, itu lebih baik daripada mencoba mempertahankan apa yang tidak bisa diraih.”
“Kenangan terbaik sebagai rider adalah melihat bendera finis apalagio saat hanya ada dua rider di tim,” kata Hanspeter Bolliger. “Sebagai manajer tim, posisi ketiga di Le Mans 2015 (di atas) ketika kami finis ketiga adalah yang terbaik. Itu adalah upaya ke-33 untuk naik podium setelah enam kali finis di posisi keempat. Kenangan kami yang paling emosional.”
Di mana ia sekarang?
Meskipun Hanspeter Bolliger sudah lama tidak lagi menjadi manajer Team Bolliger Switzerland, ia tetap menjadi anggota penting tim.
“Bukan berarti ia tidak melakukan apa-apa di rumah dan pergi memancing, ia masih mengerjakan motor, mempersiapkan mesin dan banyak membantu,” kata Kevin Bolliger. “Tahun ini ia ada di Valencia bersama kami untuk tes pertama musim ini dan saya bertanya kepadanya apakah ia ingin bergabung dengan kami. Baginya balapan belum berakhir, tahun ini ia merayakan 50 tahun balapan dan berusia 70 tahun. Tapi, ia lebih banyak berikutat dengan motor klasik karena ia sudah pensiun dan punya lebih banyak waktu.”
Para jagoan EWC akan kembali disorot di akhir tahun ini. Mulai minggu depan, FIMEWC.com akan menyoroti beberapa rider pemula yang sedang mempersiapkan diri untuk beraksi untuk musim 2025. Kunjungi situs FIM EWC agar tidak ketinggalan beritanya.
Sumber [ FIM EWC ]