Gino Rea: Saya Ingin Kembali dan Juara Balapan EWC Lagi

  • 10/04/2023
  •  827 views

Gino Rea Interview

Gino Rea jadi pahlawan di 24H SPA EWC Motos perdana bulan Juni tahun lalu berkat penampilan luar biasanya dalam menaklukkan kondisi balapan yang basah dan juga rider tuan rumah Xavier Siméon.

Fakta bahwa Rea masih bisa membawa tim naik podium posisi ketiga di balapan FIM Endurance World Championship seri Belgia tersebut adalah bentuk nyata dari kegigihan dan semangat pantang menyerah rider kelahiran London ini.

Tim F.C.C. TSR Honda France yang dibelanya memimpin balapan selama 15 jam, tapi rantai putus membuat Rea terdampar di lintasan tanpa pilihan lain selain mendorong motor kembali ke pit untuk perbaikan cepat agar motor bisa kembali balapan dari posisi di luar 10 besar.

Finis ke-3 di Spa menempatkan Rea, Mike Di Meglio, dan Josh Hook sebagai kontender juara dunia EWC di balapan Suzuka 8 Hours bulan Agustus. Namun, mengingat cuaca panas dan kelembapan tinggi di Jepang, serta kuatnya serangan dari rider lokal maupun rider kelas dunia, membuat balapan menjadi begitu menantang.

Rea hampir saja kehilangan nyawanya pada latihan hari Sabtu. Selain trauma otak, ia mengalami dua patah tulang leher, tulang selangka kiri, dan satu tulang rusuk. Paru-parunya memar yang mengakibatkan pneumonia. Ada resiko ia tidak bisa berjalan lagi, apalagi kembali balapan –itu pun kalau ia berhasil bertahan hidup.

Tujuh bulan dari hari tragis tersebut, Rea tidak hanya sedang dalam masa pemulihan usai periode rehabilitasi yang panjang, ia juga sudah mulai kembali balapan. Ia akan mengikuti Parade Lap 24 Heures Motos di Le Mans minggu besok (15 April). Berikut adalah wawancara kami dengan rider 33 tahun ini seputar pemulihannya yang luar biasa.

Gino, kamu sekarang di mana dan sedang apa?
“Saya berada di Spanyol melanjutkan training dan rehab bersama istri saya Isabella. Saya baik-baik saja dan semuanya kian membaik.”

Bagaimana dengan pemulihanmu?
“Awal-awal kami semua sangat khawatir karena efek jangka panjang cedera otak itu tidak diketahui, tapi saya merasa sangat senang dan penuh syukur bisa menjalani pemulihan hingga di tahap sekarang. Latihan saya berlangsung dengan baik, kebugaran saya juga semakin meningkat hari ke hari. Saya masih butuh waktu, tapi saya rasa saya sudah berada arah yang tepat.”

Boleh diceritakan tidak kegiatan sehari-harimu?
“Saya biasanya memulai hari dengan latihan kecil atau Yoga di pagi hari, lalu lanjut sesi training siang. Beberapa hari ada yang diisi dengan rehab yang merupakan salah satu bagian dari proses pemulihan. Saya punya ahli gizi yang memberikan rekomendasi jadwal makan untuk saya, yang sebenarnya mirip dengan clean eating yang saya biasa lakukan. Sesekali saya nyemil, tapi biasanya yang buatan sendiri, jadi aman, dan diet saya terdiri atas buah dan sayur dan daging-dagingan.”

Bisa dibilang tujuh bulan terakhir sangatlah berat bagimu dan keluarga. Bagaimana kalian menghadapinya?
“Betul, tujuh bulan terakhir ini sangatlah sulit bagi saya dan orang-orang di sekitar saya. Saya merasa tidak enak hati karena mereka harus melalui masa yang sulit bersama saya — khususnya istri saya. Isabella sangatlah luar biasa dan saya tidak mungkin sekuat sekarang tanpanya. Terima kasih banyak kepada keluarga saya yang selalu berada di sisi saya. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada manajer saya Terry Rymer atas dukungannya.”

Bagimu apa arti besarnya dukungan, ucapan penyemangat, dan donasi yang kamu terima?
“Berarti segalanya buat saya. Dukungan yang saya terima begitu besar, dan saya sangat berterima kasih atas kata-kata penyemangat yang saya terima. Bantuan donasinya juga luar biasa (kami berencana untuk menutup halaman GoFundMe akhir bulan ini), dan karena inilah saya bisa menjalani rehab yang panjang dan bisa pulih lebih cepat, jadi saya sangat berterima kasih kepada kalian semua yang sudah membantu saya.”

Apakah kamu punya pesan untuk penggemarmu dan komunitas balap?
“Pesan yang paling penting dari saya adalah ‘terima kasih’ untuk tiap orang yang mendukung saya. Saya sangat menghargainya. Tak lupa juga untuk setiap penggemar dan rider-rider to lainnya yang menghubungi saya.”

Rekan setim kamu selalu menyebutkan peranmu dalam keberhasilan F.C.C. TSR Honda France dalam meraih gelar dunia pada 2022. Kepuasan apa yang kamu rasakan?
“Kepuasan jadi juara dunia bersama. Saya sangat menghargai bantuan mereka dan senang jadi rekan setim mereka, kami menghabiskan banyak waktu yang indah bersama dan berbuah gelar dunia.”

Apa yang kamu ingat dari minggu balapan di Jepang itu?
“Sayangnya, saya tak banyak ingat berada di Jepang. Saya hanya punya sekilas ingatan akan tempat-tempat tertentu.”

Apakah ada rasa marah, sedih, atau frustasi atas kejadian yang menimpamu?
“Frustasi iya. Kejadian buruk itu membuat saya mengalami cedera yang butuh waktu untuk sembuh. Cedera yang sangat disayangkan ini harus saya lewati dengan sabar.”

Apakah kamu sekarang punya rencana jangan pendek, menengah, atau panjang?
“Saya ingin kembali ke level yang sama seperti sebelumnya yang berarti kembali ke grid depan dan mencoba memenangkan balapan EWC lagi. EWC adalah kejuaraan yang saya cintai dan tempat di mana saya menemukan tujuan hidup. Sepanjang karir saya, saya senang berada di kejuaraan di mana saya bisa kompetitif dan saya berhasil tampil demikian hampir di semuanya, tapi di EWC saya menemukan ‘rumah’ di Honda dan saya ingin kembali ke situasi itu.”

Seberapa realistis prospek kembali ke balapan di grid terdepan EWC dan seberapa optimis kah kamu?
“Saya optimis dengan rencana itu, tapi memang butuh waktu. Tapi, buat saya mungkin masa itu akan datang lebih cepat karena perkembangan saya mungkin lebih baik dari yang orang-orang kira. Bahkan dokter awalnya menduga bahwa pemulihannya akan memakan waktu lebih. Saya coba naik motor motocross saya dan sudah ikut trackday pakai Honda CBR1000RR Fireblade dan hal ini tentu mengejutkan bagi saya dan orang terdekat saya. Sulit memastikan kapan, tapi saya semangat menjalani hari-hari latihan agar cepat kembali seperti semula.”

Kesehatan dan kebugaran adalah hal yang selalu kamu anggap serius — seberapa besar kontribusi kedua hal ini terhadap pemulihanmu?
“Sepanjang karir balapan saya selalu mencoba jadi sebugar yang saya bisa dan saya pribadi percaya hal ini selalu memberikan manfaat buat saya. Dan sekarang saya di EWC dan itulah kuncinya. Secara garis besar, ya hal ini membantu saya, tapi di situasi seperti ini kesehatan dan kebugaran tingkat tinggilah yang membuat saya pulih. Badan tentunya drop ketika kamu kecelakaan, tapi kamu punya fondasi yang kuat.”

Apakah kamu terpikir kehidupan di luar balapan?
“Saya sudah punya tim racing sendiri dan tahun ini kami masuk ke Supersport di Kejuaraan Superbike Inggris. Nama timnya adalah RR (Ready 4 Racing) Vision Racing, dan ini didasarkan pada pelatihan yang selalu saya berikan sebelum tim terbentuk. Tim ini sudah berjalan sekitar tiga atau empat tahun. Markasnya ada di Inggris. Partner saya dalam tim ini adalah Vision CPS. Mereka sebelumnya biasa jadi sponsor untuk individu. Saya bertemu dengan pemiliknya Elliott Mumford ketika sedang jadi pembicara tamu di sebuah acara dan saya baru tahu kalau dia tinggal di North Cheam dekat rumah keluarga saya di Epsom, Surrey, di sebelah barat daya London. Putranya Alfie mengidap sindrom langka — tapi ia adalah anak yang sangat lucu dan kuat — dan mereka mengadakan banyak penggalangan dana lewat One Step At a Time Charity untuknya dan anak-anak berkebutuhan khusus lainnya.”

Apakah kamu berencana untuk nonton balapan perdana EWC musim ini di Le Mans?
“Saya akan ada di Le Mans untuk mengikuti Parade Lap dan mendukung TSR Honda. Saya tak sabar bertemu rekan setim dan penggemar saya lagi. Honda France menyiapkan motor untuk saya tunggangi di Parade Lap. Saya tidak tahu banyak spek motornya, tapi yang jelas akan pakai stripping TSR Honda. Momen ini akan sangat mengasyikkan sekaligus emosional karena saya ingin ada di Le Mans untuk balapan, tapi apa daya. Saya sudah pernah lihat rider-rider lain yang terlibat kecelakaan serupa dengan saya kembali dan ikut Parade Lap. Saya selalu menantikan mereka melakukan hal tersebut dan sekarang saya yang melakukannya. Saya merasa sangat dihargai atas kesempatan yang panitia berikan kepada saya. Saya akan cukup emosional karena saya tidak percaya bisa kembali ke sana dan mereka memberikan saya kesempatan ikut Parade Lap. Tapi jumlah orang-orang yang mengetahui kecelakaan saya sangatlah banyak, saya sampai tidak percaya, karena saya dapat begitu banyak pesan dari rider-rider besar dunia. Alasan utama mengapa saya sangat bersyukur atas segala dukungan yang diberikan karena Anda menyadari seberapa kecilnya dunia ini dan hal-hal seperti ini terjadi. Walaupun dunia itu sempit, internet adalah tempat yang besar dan berita cepat tersebar, dan saya ingin berterima kasih kepada semua orang dan dengan melakukan lap ini saya ingin menunjukkan bahwa dukungan mereka sudah membantu saya bisa sampai sejauh ini. Dan, pastinya, saya akan tinggal untuk menonton balapan dan mendukung tim TSR Honda. Saya sudah tidak sabar.”

Kilas balik: 24H SPA EWC MOTOS 2022

Bicara soal rekan setim, baru-baru ini Mike Di Meglio menyebutkan performa hebatmu di Spa. Apa yang kamu rasakan ketika dipuji seperti itu?
“Sangat memuaskan. Balapan itu sangat luar biasa karena persaingan perebutan podium terjadi di 15 menit sebelum balapan 24 jam ini selesai, dan saya bisa mengamankan posisi podium itu dan rasanya mantap dan terus terbayang sampai sekarang.”

Kalau dilihat lagi, seberapa sulit balapan saat hujan sembari kejar-kejaran podium?
“Walau terlihat seperti kondisi yang amat buruk karena basah, ban sangat menggigit di tikungan, siku saya sampai menyentuh aspal di dua atau tiga tikungannya. Kala itu adalah pertama kalinya saya balapan dalam cuaca basah dengan ban Bridgestone dan tentunya ban sangatlah bagus. Masalah utama treknya adalah pengereman di lintasan lurus di jalur racing, makanya banyak rider yang jatuh dan saya hampir juga mengalami nasib yang sama. Saya sempat mau jatuh di Turn 1. Saya sedang melewati rider-rider posisi belakang dan ketika mengerem saya tidak tahu apakah saya akan melewati mereka di tikungan atau tidak, jadi saya melebar dan tiap lap saya semakin masuk, jauh dari jalur racing. Ketika ada di jalur racing, ada karet di aspal dan biasanya karet itu akan licin, jadi saya masuk ke jalur racing di satu lap ketika bertemu rider belakang dan ketika saya mengerem ban depan terkunci, tapi untungnya saya bisa merasakan motornya mau oleng dan membuatnya stabil. Mike Di Meglio mengalami masalah serupa, tapi ia jatuh dan kebanyakan rider lainnya juga, tapi saya sangat bersyukur bisa melewatinya.”

Apakah ada pikiran di Turn 1 itu bahwa balapanmu akan berakhir?
“Ketika saya melebar saya terpikir dua hal, satu saya baru saja menyelamatkan balapan karena saya bisa tetap berada di motor, tapi hal keduanya adalah saya mengacaukan balapan karena saya membiarkan [Siméon] ada di depan saya. Saya tahu ia dua detik di depan dan ada rider belakang lain di situ, jadi saya pikir joss saja lah, lihat saja nanti bagaimana caranya untuk mengejar dan menyalipnya. Kalau diingat-ingat, itu adalah bagian paling mengasyikkan di balapannya, tapi ketika sedang balapan saya tidak akan berpendapat sama karena ada tekanan luar biasa.”

Kamu sebenarnya sedang berusaha mencegah rider kandang untuk finis di posisi podium..
“Kami sedang melawan tim SERT yang dibela Xavier Siméon untuk meraih gelar dunia. Saya tidak bilang posisi ketiga membuat kami juara dunia, tapi berkontribusi atas kesuksesan kami meraih gelar. Waktu itu ada tekanan yang rasa frustasinya bisa saya rasakan. Sungguh balapan itu membuat saya senang dan sampai sekarang ketika saya teringat momen itu, saya jadi sangat bersemangat karena finis seperti itu jarang sekali terjadi, apalagi antara dua kontender juara dunia di balapan 24 jam. Saya sangat beruntung ada di posisi itu dan sukses.”

Selain pujian atas keberhasilan mengamankan posisi podium, kamu juga bekerja keras agar tim bisa terus balapan ketika motornya rusak…
“Kami sedang memimpin balapan dengan nyaman ketika rantainya putus, yang tentunya sangat mengagetkan. Saya mendorong motor sejauh yang saya bisa, tapi ketika saya sampai di tikungan kiri di akhir lap itu, mereka menarik saya keluar dari lintasan dan hal terburuk pun terjadi. Saya naik ke belakang mobil van sambil memegangi motor dalam keadaan gelap gulita dan tak ada layanan jalan langsng ke garasi, jadi harus lewat hutan. Saya terus berpegangan pada motor agar tidak jatuh. Saya pikir sudah tidak mungkin lanjut balapan karena rantainya putus dan saya kehilangan 10 menit gara-gara naik van itu. Para mekanik ternyata bisa memperbaiki motornya dan kami kembali balapan dari posisi ke-11 dan kami putuskan untuk lanjut saja dan akhirnya bisa finis ketiga.”

Setelah balapan dihentikan karena ceceran oli di atas trek, apakah kamu sempat was-was balapan tidak dilanjtkan dan gagal finis ketiga?
“Yang membuat jengkel adalah kami ada di posisi ketiga dan unggul hampir satu lap dari SERT ketika kami masuk pit untuk ganti ban dan isi bensin. Ketika kami sedang pit, mereka muncul di depan kami. Ketika kami sudah kembali ke trek, bendera merah berkibar. Karena itu kami turun ke posisi keempat, tapi tak lama kami bisa kembali ke posisi tiga.

“Saya tidak tahu apa yang terjadi, jadi saya pikir ‘ah sudahlah’. Balapan selesai dan kami di posisi keempat. Lalu kami jadi, ‘sebentar, kita kan tadi ketiga’ dan jadi sangat jengkel terhadap situasinya. Kami memimpin balapan, dapat masalah, turun ke posisi 11, naik lagi ke ketiga. Terus ada bendera merah dan kami jadi di posisi empat. Kami sudah bersiap-siap pergi dan saya yang dipilih untuk ikut Parade Lap, hanya untuk penggemar di akhir balapan lalu kembali ke garasi.

“Waktu itu sekitar jam setengah satu dan karena kami tidak diberi tahu apa-apa, istri saya memasakkan saya bubur. Saya jarang makan sepanjang balapan 24 jam, tapi waktu itu saya sedang makan bubur dan mekanik saya, yang sebenarnya adalah mekanik Showa yang tinggal di dekat saya di Spanyol, datang menghampiri dengan raut serius dan berkata, ‘kamu harus balapan, kamu harus balapan, mereka ganti rencana, kamu harus selesaikan balapannya’. Saya hampir saja muntah dan saya mencoba berpikir jernih, ‘mereka memilih saya untuk menyelesaikan balapan, sementara yang lain sudah bersiap-siap pulang.’

“Saya lalu turun membalap dan merasa cukup bersemangat karena kami ada di posisi empat, tapi yang ada di pikiran saya adalah ‘saya harus dapat posisi tiga’. Tim pertama dan kedua unggul sekitar 8 putaran, tapi saya ada di posisi ketiga saat balapan restart. Xavier Siméon adalah juara Moto2 dan selalu tampil bagus di balapan basah, tapi saya percaya bisa mengalahkannya. Saya sangat percaya diri. Ketika safety car pergi, saya langsung geber habis-habisan. Dari posisi empat ke dua setelah melewati dua tikungan, mengejar pimpinan balapan, sempat kehilangan kendali ban depan, dan bisa maju lagi. Sangat sangat menegangkan, saya hampir saja memuntahkan bubur itu! Setelah balapan 24 jam di mana kamu makan energy gel dan makanan lainnya, saya malah ingin makan bubur, dan tiba-tiba sudah balapan lagi dan naik podium, rasanya sungguh tiada tara. Balapan itu sangat keren dan kami bisa memangkas selisih poin di klasemen dan membuka peluang memenangkan juara dunia dan akhirnya kami berhasil!

Tonton lagi: Rekap balapan 24H SPA EWC Motos

Sumber [ FIM EWC ]

Related post

Return Top