Test Ride Kawasaki W800 2020
- 29/07/2020
549 views
Waktu pameran sepanjang 2019 adalah momentum gemilang bagi Kawasaki. Mereka tidak hanya memperkenalkan Z H2, tetapi juga mengupdate Ninja 1000 SE SX+ dan Ninja650 serta memamerkan prototipe Tesi H2 hasil kolaborasi dengan Bimota.
Kali ini kita akan kupas tuntas fitur dan performa Kawasaki W800 2020. Cekidot.
Sejarah Singkat
Pada tahun 1965, ketika Amerika dan Rusia sedang berupaya mati-matian dalam eksplorasi ruang angkasa, manufaktur motor Jepang dan Eropa punya kompetisinya sendiri dalam menghadirkan motor terkuat di pasaran.
Awal tahun 60-an adalah tahun awal pembentukan Kawasaki Motorcycle Co., kompetitor baru motor yang merupakan anak perusahan Kawasaki Aircraft dan Meguro Manufacturing Company yang resmi berdiri pada 1964. Berkat fondasi yang kuat Meguro yang sudah makan asam garam industri sepeda motor selama 30 tahun, tak butuh waktu lama bagi Kawasaki untuk menghadirkan motor berkapasitas besar pertamanya pada 1965 yang diberi nama W1. Motor bermesin parallel-twin 624 cc inilah yang membuat nama Kawasaki turut diperhitungkan dalam dunia persaingan industri motor besar selain Honda dan Yamaha. W2 pun menyusul dan kemudian W3 hadir pada 1975.
Maju ke 24 tahun berikutnya, Kawasaki siap memasuki milenia baru. Pada 1999, mereka merilis W650 sebagai tandem Triumph Bonneville. Model ini dijual di Amerika Utara selama dua tahun sebelum ditarik kembali karena penjualannya yang kurang membahagiakan. Kawasaki pun memutuskan untuk lebih fokus ke pasar Jepang dan Eropa.
Rumitnya regulasi emisi menimbulkan masalah bagi Kawasaki, dan pada 2007, mereka harus mengucapkan selamat tinggal sekali lagi pada seri W. Untungnya mereka tidak harus menunggu seperempat abad untuk bangkit. Pada 2011 mereka meluncurkan W800 yang sudah disempurnakan. Mesin parallel-twinnya sudah dirombak sehingga bisa memenuhi regulasi yang berlaku. Kegembiraan Kawasaki hanya bertahan selama 5 tahun karena Uni Eropa kembali mengeluarkan regulasi baru. Kali ini mereka bekerja dengan cepat dan tak butuh waktu lebih dari satu tahun dari penarikan motor di pasaran, W800 bangkit lagi pada 2018.
Yang menarik, daripada meluncurkan model utama dulu lalu dilanjutkan dengan model yang lebih wow, Kawasaki melakukan hal yang sebaliknya dengan meluncurkan W800 Café. Model utama W800 baru hadir tahun berikutnya sebagai model tahun 2020. 55 tahun berselang, seri W belum goyah.
Spesifikasi
Kawasaki W800 2020 | |
Mesin: | 773 cc, 4-tak, parallel-twin |
Transmisi: | 5-percepatan |
Performa: | 52 hp/62.3 Nm |
Rem: | 1 piringan rem cakram 320 mm dengan kaliper depan 2P, 1 piringan rem cakram 270 mm dengan kaliper rem belakang 2P |
Suspensi: | Shock depan teleskopik 41mm, shock belakang twin dengan preload adjuster |
Velg: | 100/90-19″ depan, 130/80-18″ belakang |
Jarak sumbu roda: | 57.6 inci |
Tinggi jok: | 31.1 inci |
Berat: | 225 kg |
Harga: | Mulai Rp134,000,000 |
Tampilan Body
Kalau Anda suka dengan tampilan W800 dalam foto, tunggu sampai Anda lihat wujudnya secara langsung. Belum ada satu pun foto yang benar-benar menangkap esensi utuh motor ini. Proporsinya sangatlah elegan dan Kawasaki menemukan keseimbangan yang sempurna dalam perpaduan warna chrome dan hitam sehingga motornya tidak terlihat monoton. Kawasaki sangatlah memperhatikan seluruh detailnya hingga ke celah terkecil untuk menonjolkan kesan vintage tanpa terlihat berlebihan. Fitur seperti knalpot peashooter, lampu sein bulat, spakbor, dan model noken as yang terekspos ala versi W original benar-benar serasi.
Tak ada perangkat mewah yang menyertainya. W800 dilengkapi dengan ABS standar dan hanya itulah fitur yang paling wah. Duduk di atas stang adalah speedometer dan rpm gauge bawaan. Ada display digital yang menunjukkan informasi seputar jarak yang ditempuh, waktu, dan tombol dial di sisi kiri dan panel lampu sein di sebelah kanan. Bahkan indikator bensin pun tidak ada. Sama seperti motor tua, Anda perlu menerka-nerka atau menunggu lampu indikatornya menyala.
W800 adalah motor yang nyaman digunakan dalam aktivitas sehari-hari. Posisi berkendaranya membuat kaki menekuk hingga hampir 90 derajat, tetapi tidak membuat lutut sakit, setidaknya itulah pendapat test rider dengan tinggi badan 172 cm. Stang model lurusnya juga mudah dikendalikan dan tidak membuat lengan harus menahan beban ekstra. Motor ini adalah motor standar yang sangat nyaman.
Test Ride
Jika Anda mencari sebuah motor dengan tampilan yang menonjol, W800 sepertinya bukan pilihan yang tepat. Harap diingat bahwa motor tampilannya tidak dibuat berlebihan. Ada nilai keindahan tersendiri di balik kesederhanaannya, dan walau seri W tidak punya tampilah khas yang amat kentara ala seri Z, di situlah letak keunggulannya.
Dari segi mesin, mesin W800 punya tenaga sudah menyemburkan tenaga yang menjanjikan pada putaran rpm rendah. Lalu, saat sudah menyentuh 5.000 rpm, deru mesin parallel-twinnya amatlah merdu.
Saat dipacu di jalanan perkotaan, performa W800 sangatlah mengesankan. Motor tidak banyak menuntut walau jalanan yang Anda lalui dipenuhi dengan polisi tidur dan lampu merah. Tenaga pengeremannya yang ditompang oleh piringan rem single depan dan belakang sangat pas; tidak menyentak atau terlalu lamban.
Bobot 225 kg tidak membuatnya sulit dikendalikan dalam kecepatan rendah atau saat menyalip. Stangnya terasa ringan dalam genggaman sehingga Anda tidak perlu mengeluarkan banyak tenaga saat berbelok.
Ketika memasuki jalan bebas hambatan yang super lurus, Anda akan dipertemukan dengan satu-satunya kekurangan motor ini. Dalam beberapa tingkatan kecepatan, terasa roda depannya agak sulit dikendalikan. Jika Anda ingin menempuh jarak beberapa ratus kilometer dengan ban pabrikan, pastikan kecepatannya tidak lebih dari 112 km/jam selama beberapa waktu. Kalau ada rezeki, beli satu set ban radial akan membuat motor ini kian mendekati sempurna.
Kalau urusan mesin tidak ada yang harus dikhawatirkan sama sekali. Apalagi di jalan tol, kendalinya sangat mudah dikomandoi sehingga gigi lima tidak tersentuh; dengan gigi empat saja sudah bisa menyentuh 6.000 rpm. Jadi, dari sisi tenaga ok, gir ok, dan output throttle juga ok. Kopling dan pedal operan gigi juga amat mulus; pastikan Anda ubah gigi pertama dan gigi kedua dengan hati-hati karena jarak travelnya seperti agak terlalu jauh. Ah, mungkin ini hanya pendapat test rider saja.
Kesimpulan
Di satu sisi, ingin rasanya melihat W800 dengan tampilan yang lebih wah khas motor Kawasaki lainnya. Namun, tentu saya salah sudah berharap demikian karena memang motor ini bukan untuk dipamerkan, tetapi lebih sebagai bentuk dari perayaan atas sesuatu yang sudah turun temurun.
W800 dirancang agar memiliki tampilan sederhana, tidak neko-neko, dan memiliki performa yang patut dibanggakan. Kontrol yang mudah membuat Anda bisa memahaminya dengan lebih cepat.
Dari segi karakter, jika ingin sesuatu yang lebih ikonik Anda bisa pilih seri Kawasaki lainnya. Jika memutuskan untuk membelinya, siap-siap saja. Akan ada banyak orang yang menghampiri Anda dengan segudang pertanyaan!
◆Cek sparepart Kawasaki W800 di sini
Webike Ajak CT125 Jalan-Jalan di Thailand!
Sumber [ RideApart ]