Rider EWC Antisipasi Cuaca dan Kelembaban Ekstrim di Suzuka

Balapan ketahanan 44th Coca-Cola Suzuka 8 Hours akan digelar bulan depan dan para rider FIM EWC tengah bersiap menghadapi cuaca panas dan lembab selama balapan berlangsung.

Meskipun balapan ini terbilang paling singkat dibandingkan rangkaian balapan EWC lainnya, balapan yang akan berlangsung pada 4-6 Agustus ini akan menjadi balapan tersulit dikarenakan beberapa hal.

Niccolò Canepa, rider Yamalube YART Yamaha di balapan Suzuka nanti, mengatakan bahwa tantangan balapan di sirkuit Suzuka terbilang ekstrim.

“Trek-nya sangat menantang. Bayangkan jika Anda balapan di cuaca panas dan lembab menggunakan baju balap kulit. Anda pasti akan sangat kesulitan,” ujar rider asal Italia itu. “Situasinya akan sangat sulit, baik untuk motor, ban, dan semuanya. Satu stint berdurasi kurang lebih satu jam dan biasanya, di 15 menit terakhir, waktu seolah terhenti. Terlebih jika Anda harus merasakan uap panas dari motor rider lain di depan Anda. Namun kami terus berlatih, dan mau tidak mau, kami harus siap. Balapan ini akan menjadi balapan terpanas tahun ini. Bisa dibilang cukup ekstrim dibandingkan Le Mans dan Spa.”

Grégory Leblanc, yang akan kembali di Suzuka nanti bersama Kawasaki Webike Trickstar, mengatakan, “Cuaca di sini benar-benar gila. Sangat panas. Suhu di sini sangat tinggi, mencapai 40 derajat. Namun yang paling sulit adalah kelembabannya. Bayangkan Anda harus mengenakan helm dan baju balap kulit selama satu jam. Begitu balapan usai, Anda pasti ingin sekali berenang.”

Jérémy Guarnoni, rider BMW Motorrad Word Endurance Team, mengatakan: “Situasinya cukup rumit, terutama karena cuaca dan kelembaban di sini. Kadang kami merasa kewalahan. Meski balapan hanya berlangsung delapan jam, saya merasa stint balapan ini paling sulit dibandingkan balapan lainnya, jadi memang ini balapan yang sulit.”

Sumber [ FIM EWC ]

• Grégory Leblanc, Niccolò Canepa, Suzuka 8 hours